Kamis, 25 Desember 2014

Dead Boot Si Penyebab Ponsel Android Kesayangan Anda Mati Total

Banyak sekali penyebab kerusakan yang mengakibatkan sebuah ponsel mati total. Mulai dari jatuh, terkena hujan atau kotoran lainnya, sampai hanya karena software saja, semuanya bisa menyebabkan ponsel menjadi mati tiba-tiba. Dari sekian banyak penyebab, kerusakan software paling menjadi misteri, karena, bisa terjadi seakan-akan tanpa sebab, dan datangnya pun seringkali mendadak.

Software pada ponsel disimpan di dalam sebuah IC memory yang sering disebut IC Flash. Di dalam IC ini terdapat semua program serta data dari sebuah ponsel. Namun ada satu area yang paling penting sewaktu ponsel hendak bekerja. Yaitu daerah yang disebut 'boot area'. Jika area ini rusak, ponsel akan seketika mati total, repotnya ponsel tidak bisa diperbaiki dengan cara diprogram cara biasa.

Mengapa demikian? Ketika sebuah handphone atau tablet android mengalami kerusakan pada boot area, maka ponsel tersebut tidak akan bisa masuk ke download mode. Maka, usb driver tidak terdeteksi di komputer sehingga proses flashing yang notabene menggunakan sambungan via USB tidak bisa berjalan sama sekali. Kondisi ponsel yang seperti ini sering disebut dengan istilah Dead Boot, Hard Bricked dll.

Oleh karena itu, proses perbaikannya mau tidak mau dilakukan menggunakan cara lain, yaitu menggunakan metoda JTAG. Dengan metoda ini, software boot tidak dikirim melalui jalur USB, melainkan lewat beberapa test point yang langsung memiliki akses ke CPU utama, lalu disimpan dalam memory kerja CPU untuk dijalankan.

Setelah proses melalui JTAG selesai dilakukan, ponsel bisa kembali masuk ke dalam mode pengisian ulang, sehingga proses pengisian program bisa dilakukan dengan mudah.

Ditulis oleh
Ridwan Efendi
www.vtiga.com
Pusat Pelatihan HP, Laptop, TV LCD, dan Komputer
Whatsupp : 081288508878
Pin BB : 26D7E1A0
http://www.tabloidpulsa.co.id/tips-and-apps/klinik/18628-dead-boot-si-penyebab-ponsel-android-kesayangan-anda-mati-total

HP x755w, Flash Drive USB 3.0 Pilihan Kapasitas Hingga 64


HP x755w, sebuah flash drive USB 3.0 diperkenalkan baru-baru ini oleh PNY. Produk ini hadir dengan mengombinasikan kecepatan dan kapasitas besar, semuanya dirangkum dalam satu paket yang dapat ditempatkan dengan mudah di saku pengguna.
Super speed USB 3.0 memberikan kecepatan transfer 5Gbit/s; memungkinkan download lebih cepat dibandingkan dengan flash drive USB 2.0 tradisional yang tersedia di pasaran. Memiliki berat yang ringan, bentuk yang kompak dan trendi, HP x755w sangat sempurna digunakan sebagai flash drive teman perjalanan yang ramah dan dapat Anda bawa kemanapun Anda pergi.
Produk ini memberikan boot up yang sangat cepat tanpa adanya waktu lagging dan dapat menghemat berjam-jam waktu yang biasanya diperlukan ketika memindahkan file besar. Video HD, gambar-gambar yang kaya grafis serta berbagai file PDF dapat dipindahkan dan disimpan dengan mudah. Pengoperasiannya secara plug dan play berarti pengguna dapat dengan mudah menghubungkan USB ke komputer atau notebook dan dapat mulai memindahkan file dengan cepat. Produk ini tidak membutuhkan instalasi ekstra atau software lainnya untuk pengoperasian.
HP x755w mengadopsi skema warna  biru-putih untuk tampilan klasik yang trendi. Produk ini terbuat dari materi yang tahan lama yang dapat tahan terhadap debu dan melindungi USB sehingga tetap dapat bekerja dengan mulus.
Desain pintar tanpa tutup dan dapat ditarik jauh berbeda dengan USB drive tradisional yang memiliki tutup. Cukup dorong drive ke depan ketika ingin menggunakannya dan geser ke belakang ketika pengguna telah selesai memindahkan file. Unit ini memiliki lubang strap terintegrasi yang dapat dilekatkan pada gantungan kunci, lanyard, tas, dan ransel. Dengan bentuknya yang kompak dan berukuran kecil, HP x755w sangat portable dan dapat dengan mudah dibawah di kantong baju.
HP x755w USB 3.0 juga kompatibel dengan USB 2.0 yang masih tersedia di perangkat komputer dan notebook, serta model USB 3.0 lainnya. Kapasitas penyimpanannya bervariasi masing-masing mulai dari 8GB hingga 64GB. Produk ini didukung oleh garansi 2 tahun yang dimulai dari tanggal pembelian. (Ozi)
http://www.tabloidpulsa.co.id/news/gadget/18751-hp-x755w-flash-drive-usb-3-0-pilihan-kapasitas-hingga-64gb 

Kacamata Air Dua Kulah

Terkadang kita menjumpai ada yang begitu mudah menyalahkan dan menjustice kesalahan, padahal orang tersebut sejatinya adalah mempunyai banyak kebaikan. Semua kebaikan itu seolah sirna dan yang ada hanyalah keburukannya saja. Ada pepatah yang sangat lama populer :  “Nila setitik merusak susu satu belanga” atau “Kemarau satu tahun dihapus oleh hujan satu hari”. Maksud dari pepatah ini adalah sindiran bukan pembenaran dari sikap melupakan kebaikan.
Di era keterbukaan informasi dan media seperti hari ini sering terjadi, banyak yang sejatinya tidak baik tapi karena yang selalu diinformasikan dan diberitakan kebaikannya, maka seolah ia memiliki sejuta kebaikan, dan banyak yang sejatinya baik tapi karena yang selalu diinformasikan dan diberitakan ketidak kebaikannya, maka seolah ia memiliki sejuta kejelekan. Ini adalah sebuah pemandangan paranoid yang sering kita jumpai, fakta yang seringkali gelap karena sebuah bayangan.
Tapi, marilah kita sejenak melihat bagaimana Islam memandang hal ini, sebagaimana hadits Rasulullah SAW :
“Tidak ada seorang pun yang selamat dari kesalahan, dan tidaklah sepatutnya (kita) melenyapkan kebaikan-kebaikan seseorang karena suatu kesalahan. Sebagaimana halnya air, apabila telah mencapai dua kulah, maka air itu tidaklah mengandung kotoran.” (ini lafazh riwayat hadits Ad Darimi, 737-738; ad Daruquthni, I21-22.)
Yang dimaksud air dua kulah adalah jumlahnya berkisar 216 liter. Air tersebut menjadi air mutlak (air suci dan bisa digunakan untuk mensucikan sesuatu) dan tidak musta’mal (air bekas bersuci dan tidak bisa mensucikan sesuatu), bila ukurannya minimal dua kulah. Bila bercampur najis dan tidak merubah salah satu dari tiga unsurnya (warna bau dan rasa), maka air tersebut bersih dari najis.
Ini adalah pandangan bagaimana Islam memandang proporsional dua kutub antara kebaikan dan kekurangan orang lain. Jika faktanya adalah kebaikan atau ketaqwaannya masih lebih banyak dari keburukannya dan tidak merusak amal kebaikannya. Keburukan yang bukan menjadi karakter pribadi maka sesungguhnya ia adalah orang baik. Karena kebaikan itu menghapus dosa dan dan kesalahan.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud:114).
Kalau kita melihat sisi kehidupan para sahabat nabi SAW, benar mereka adalah manusia luar biasa yang terlahir di bumi. Namun mereka adalah manusia bukan malaikat, yang pasti tidak luput kesalahan dan dosa. Zubair bin Awwam yang menceraikan Asma binti Abu Bakar, adalah satu contoh bahwa mereka adalah manusiawi juga, tapi keimanan mereka amal-amalnya, ketaqwaannya, karya-karyanya adalah jauh sangat besar jika dibandingkan dengan satu keburukannya.
Karena kita adalah kumpulan manusia dan bukan kumpulan malaikat, maka sisipkanlah kacamata air dua kulah untuk melihat kesalahan saudaranya.
Wallahu A’lam bishshawab

Tolak Jadi Hakim, Ulama Ini Memaku Pintu Rumah

IBNU KHAIRAN merupakan ulama madzhab As Syafi’i yang menolak mati-matian untuk dijadikan qadhi (hakim) karena besarnya tanggung jawab yang dipikul siapa yang yang menjabatnya.
Keputusan Ibnu Khairan menolak jabatan hakim menyebabkan Abu Hasan Ali bin Isa, salah satu menteri Khalifah Al Muqtadir memutuskan untuk menyerahkan rumahnya kepada Ibnu Khairan agar ia bersedia menjabat sebagai hakim, namun Ibnu Khairan tetap menolak. Hingga akhirnya ada yang bertanya kepada sang menteri mengenai keputusan itu. Maka sang menteri pun menjawab,”Sesungguhnya tujuanku menyerahkan rumah itu agar kelak ada yang menyampaikan bahwa di zaman kita ada orang yang menyerahkan rumah agar Ibnu Khairan menerima jabatan hakim, namun ia menolaknya”.
Abu Bakr bin Al Haddad As Syafi’i ketika melakukan perjalanan ke Baghdad tahun 310 H menyaksikan bahwa pintu Ibnu Khairan dipaku hingga tidak bisa dibuka, karena yang bersangkutan menolak untuk menjabat hakim dan memilih untuk tetap tinggal di rumah. Dan orang-orang pun mendatangi rumahnya dengan mengajak anak-anaknya. Mereka pun berseru,”Saksikanlah ini, supaya kalian bisa menceritakan hal ini”. (Siyar A’lam An Nibala, 15/59)

Ibu untuk Anak Kita

Kunci untuk melahirkan anak-anak yang tajam pikirannya, jernih hatinya dan kuat jiwanya adalah mencintai ibunya sepenuh hati. Kita berikan hati kita dan waktu kita untuk menyemai cinta di hatinya, sehingga menguatkan semangatnya mendidik anak-anak yang dilahirkannya dengan pendidikan yang terbaik. Keinginan besar saja kadang tak cukup untuk membuat seorang ibu senantiasa memberikan senyumnya kepada anak. Perlu penopang berupa cinta yang tulus dari suaminya agar keinginan besar yang mulia itu tetap kokoh.
Uang yang berlimpah saja tidak cukup. Saat kita serba kekurangan, uang memang bisa memberi kebahagiaan yang sangat besar. Lebih-lebih ketika perut dililit rasa lapar, sementara tangis anak-anak yang menginginkan mainan tak bisa kita redakan karena tak ada uang. Tetapi ketika Allah Ta’ala telah memberi kita kecukupan rezeki, permata yang terbaik pun tidak cukup untuk menunjukkan cinta kita kepada istri. Ada yang lebih berharga daripada ruby atau berlian yang paling jernih. Ada yang lebih membahagiakan daripada sutera yang paling halus atau jam tangan paling elegan.
Apa itu? Waktu kita dan perhatian kita.
Kita punya waktu setiap hari. Tidak ada perbedaan sedikit pun antara waktu kita dan waktu yang dimiliki orang-orang sibuk di seluruh dunia.
Kita juga mempunyai waktu luang yang tidak sedikit. Hanya saja, kerapkali kita tidak menyadari waktu luang itu. Di pesawat misalnya, kita punya waktu luang yang sangat banyak untuk membaca. Tetapi karena tidak kita sadari –dan akhirnya tidak kita manfaatkan dengan baik—beberapa tugas yang seharusnya bisa kita selesaikan di perjalanan, akhirnya mengambil hak istri dan anak-anak kita. Waktu yang seharusnya menjadi saat-saat yang membahagiakan mereka, kita ambil untuk urusan yang sebenarnya bisa kita selesaikan di luar rumah.
Bagaimana kita menghabiskan waktu bersama istri di rumah juga sangat berpengaruh terhadap perasaannya. Satu jam bersama istri karena kita tidak punya kesibukan di luar, berbeda sekali dengan satu jam yang memang secara khusus kita sisihkan. Bukan kita sisakan.
Menyisihkan waktu satu jam khusus untuknya akan membuat ia merasa lebih kita cintai. Ia merasa istimewa. Tetapi dua jam waktu sisa, akan lain artinya.
Sayangnya, istri kita seringkali hanya mendapatkan waktu-waktu sisa dan perhatian yang juga hanya sisa-sisa. Atau, kadang justru bukan perhatian baginya, melainkan kitalah yang meminta perhatian darinya untuk menghapus penat dan lelah kita. Kita mendekat kepadanya hanya karena kita berhasrat untuk menuntaskan gejolak syahwat yang sudah begitu kuat. Setelah itu ia harus menahan dongkol mendengar suara kita mendengkur.
Astaghfirullahal ‘adziim….
Lalu atas dasar apa kita merasa telah menjadi suami yang baik baginya? Atas dasar apa kita merasa menjadi bapak yang baik, sedangkan kunci pembuka yang pertama, yakni cinta yang tulus bagi ibu anak-anak kita tidak ada dalam diri kita.
Sesungguhnya, kita punya waktu yang banyak setiap hari. Yang tidak kita punya adalah kesediaan untuk meluangkan waktu secara sengaja bagi istri kita.
Waktu untuk apa? Waktu untuk bersamanya. Bukankah kita menikah karena ingin hidup bersama mewujudkan cita-cita besar yang sama? Bukankah kita menikah karena menginginkan kebersamaan, sehingga dengan itu kita bekerja sama membangun rumah-tangga yang di dalamnya penuh cinta dan barakah? Bukan kita menikah karena ada kebaikan yang hendak kita wujudkan melalui kerja-sama yang indah?
Tetapi…
Begitu menikah, kita sering lupa. Alih-alih kerja-sama, kita justru sama-sama kerja dan sama-sama menomor satukan urusan pekerjaan di atas segala-galanya. Kita lupa menempat¬kan urusan pada tempatnya yang pas, sehingga untuk bertemu dan berbincang santai dengan istri pun harus menunggu saat sakit datang. Itu pun terkadang tak tersedia banyak waktu, sebab bertumpuk urusan sudah menunggu di benak kita.
Banyak suami-istri yang tidak punya waktu untuk ngobrol ringan berdua, tetapi sanggup menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV. Seakan-akan mereka sedang menikmati kebersamaan, padahal yang kerapkali terjadi sesungguhnya mereka sedang menciptakan ke-sendirian bersama-sama. Secara fisik mereka berdekatan, tetapi pikiran mereka sibuk sendiri-sendiri.
Tentu saja bukan berarti tak ada tempat bagi suami istri untuk melihat tayangan bergizi, dari TV atau komputer (meski saya dan istri memilih tidak ada TV di rumah karena sangat sulit menemukan acara bergizi. Sampah jauh lebih banyak). Tetapi ketika suami-istri telah terbiasa menenggelamkan diri dengan tayangan TV untuk menghapus penat, pada akhirnya bisa terjadi ada satu titik ketika hati tak lagi saling merindu saat tak bertemu berminggu-minggu. Ada pertemuan, tapi tak ada kehangatan. Ada perjumpaan, tapi tak ada kemesraan. Bahkan percintaan pun barangkali tanpa cinta, sebab untuk tetap bersemi, cinta memerlukan kesediaan untuk berbagi waktu dan perhatian.
Ada beberapa hal yang bisa kita kita lakukan untuk menyemai cinta agar bersemi indah. Kita tidak memperbincangkannya saat ini. Secara sederhana, jalan untuk menyemai cinta itu terutama terletak pada bagaimana kita menggunakan telinga dan lisan kita dengan bijak terhadap istri atau suami kita. Inilah kekuatan besar yang kerap kali diabaikan. Tampaknya sepele, tetapi akibatnya bisa mengejutkan.
Tentang bagaimana menyemai cinta di rumah kita, silakan baca kembali Agar Cinta Bersemi Indah (Gema Insani Press, 2002, edisi revisi insya Allah akan diterbitkan Pro-U Media). Selebihnya, di atas cara-cara menyemai cinta, yang paling pokok adalah kesediaan kita untuk meluangkan waktu dan memberi perhatian. Tidak ada pendekatan yang efektif jika kita tak bersedia meluangkan waktu untuk melakukannya.
Nah.
Jika istri merasa dicintai dan diperhatikan, ia cenderung akan memiliki kesediaan untuk mendengar dan mengasuh anak-anak dengan lebih baik. Ia bisa memberi perhatian yang sempurna karena kebutuhannya untuk memperoleh perhatian dari suami telah tercukupi. Ia bisa memberikan waktunya secara total bagi anak-anak karena setiap saat ia mempunyai kesempatan untuk mereguk cinta bersama suami. Bukankah tulusnya cinta justru tampak dari kesediaan kita untuk berbagi waktu berbagi cerita pada saat tidak sedang bercinta?
Kerapkali yang membuat seorang ibu kehilangan rasa sabarnya adalah tidak adanya kesediaan suami untuk mendengar cerita-ceritanya tentang betapa hebohnya ia menghadapi anak-anak hari ini. Tak banyak yang diharapkan istri. Ia hanya berharap suaminya mau mendengar dengan sungguh-sungguh cerita tentang anaknya –tidak terkecuali tentang bagaimana seriusnya ia mengasuh anak—dan itu “sudah cukup” menjadi tanda cinta. Kadang hanya dengan kesediaan kita meluangkan waktu untuk berbincang berdua, rasa capek menghadapi anak seharian serasa hilang begitu saja. Seakan-akan tumpukan pekerjaan dan hingar-bingar tingkah anak sedari pagi hingga malam, tak berbekas sedikit pun di wajahnya.
Alhasil, kesediaan untuk secara sengaja menyisihkan waktu bagi istri tidak saja mem¬buat pernikahan lebih terasa maknanya, lebih dari itu merupakan hadiah terbaik buat anak. Perhatian yang tulus membuat kemesraan bertambah-tambah. Pada saat yang sama, menjadikan ia memiliki semangat yang lebih besar untuk sabar dalam mengasuh, mendidik dan menemani anak.
Ya… ya… ya…, cintailah istri Anda sepenuh hati agar ia bisa menjadi ibu yang paling ikhlas mendidik anak-anaknya dengan cinta dan perhatian. Semoga!
Mohammad Fauzil Adhim adalah penuli buku-buku parenting.Twitter @Kupinang

Semua Hari Adalah Hari Ibu!

Berkata seseorang kepada Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khaththab, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah sudah lunas hutang budi ku pada kebaikan-kebaikan ibuku?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, walau sekedar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu,” ujarnya.
Bayangkan, betapa besar dan beratnya perjuangan seorang ibu
kepada kita semua. Dan betapa tidak kuasanya kita membalas semua kebaikan-kebaikannya.
Mari sejenak berkaca pada kisah Ibunda Hajar (istri Nabi Ibrahim a.s). Seorang bayi mungil bernama Ismail meraung dalam tangisnya karena dahaga yang teramat sangat. Saat itu air susunya telah habis, sementara terpaan panas dan badai padang pasir cadas menyergap mereka berdua diiringi deru angin dan debu yang menerpa mereka.
Ditelisiknya ke segala penjuru ternyata tak ada sama sekali sumber mata air. Hajar pun rela berlari bolak-balik dari bukit Shafa dan Marwah hingga tujuh kali hanya untuk mencari teguk air bagi buah hatinya. Walau kerikil-kerikil mencacah tapak kakinya. Sebuah pengorbanan yang tak tertandingi. Dengan kalimat tauhid yang maha dasyat, ia mengajarkan kita semua. “Jika ini perintah Allah, maka sekali-kali tiada pernah Dia menyia-nyiakan kami.”
Tak ada ceritanya harimau memakan akanya sendiri. Hampir semua ibu selalu berjuang mendahulukan kepentingan anak-anaknya disbanding dirinya sendiri.
Ketika jatah makanan di rumah kita terbatas, Ibu selalu berujar kepada kita, “Kalian pasti sangat lapar. Makanlah dan habiskan makanannya, keburu dingin.”
“Bagaimana denganmu Ibu?” “Tenang Nak, Ibu sama sekali tidak lapar.”
Mari sedikit menoleh ke Palestina, khususnya di Gaza.
Betapa banyak anak-anak belia yang menjadi hafizh Qur’an. Bayangkanlah apa yang terjadi di tempat itu 20 tahun ke depan dengan hadirnya generasi ini.
Sementara betapa pongahnya penjajah Israel memperlakukan generasi-generasi mungil ini dan betapa kejamnya Yahudi menjadikan wanita dan anak-anak sebagai target utama ujicoba senjata-senjata mematikan bantuan Amerika.
Sungguh, fakta yang terjadi karena mereka tak sudi bila dari rahim para Ibu di Gaza dan Palestina yang shalihah lahir generasi rabbani, di mana lisannya dan hatinya dipenuhi Al-Quran, karena ketakutan mereka kelak generasi seperti inilah yang akan mengembalikan kejayaan Islam.
Apakah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in, dan para salafus shalih pernah mengkhusukan dan memerintahkan “pemuliaan ibu” pada hari tertentu? Sebagaimana kita memperingatinya setiap tangga 22 Desember?
Sekali-kali tidak!
Karena sejatinya kemuliaanmu wahai ibu, bukanlah pada hari ini saja. Engkau berhak mendapatkan perlakuan istimewa, perkataan baik nan penuh hikmah, senyuman termanis, sambutan dengan wajah berbinar, dan dekap pelukan terhangat tiap harinya.
Bahkan bila seandainya hari ini (tanggal 22 Desember) tak pernah ada, bagiku seluruh hari adalah harimu, wahai Ibu.
Momentum 22 Desember 2014 ini mudah-mudahan menjadi “sentilan” bagi gelayut hati kita agar memaknai pentingnya birrul walidain beserta keutamaan dan pahala yang terselip di dalamnya.
Hari ini Ibu, maafkan kami yang selama ini mengaklaim diri kami menjadi orang sok sibuk hingga tak ada waktu menengokmu melalui pelupuk mata ini.
Doakan jika kelak Ibu sudah lanjut usia, kami tak sekali-kali mencelamu, sebagaimana kesabaranmu ketika kami semua kencing dan berak di pangkuanmu tanpa rasa marah.
Doakan jika kelak Ibu kita telah lanjut usia dan pikun, kami tak sekali-kali merendahkanmu, sebagaimana dulu engkau telah sabar mengajari kami nama-nama benda di alam sekitar ini.
Doakan jika kelak Ibu kita telah lanjut usia, janganlah sekali-kali kami merasa geram hanya karena ibu memuntahkan nasi karena kurang enak. Bukankah dulu kami juga sering memuntahkan bubur dan mengotori pakaianmu?
Dan janganlah pernah terselip dalam hati kami untuk meng-hijrahkanmu ke Panti Jompo dengan dalih “kehadiranmu sudah terlalu merepotkan dan mengusik kenyamanan istri dan anak kami”. Sekali-kali jangan!  Karena dulu, kami jauh lebih merepotkanmu, wahai ibu.
Pagi hari sebelum berangkat sekolah berlaku layaknya raja minta dibuatkan sarapan, siang hari ketika sudah pulang kita selalu melempar kaos kaki, baju, pakaian kotor sembarangan, seolah engkau hanya pembantu.
Kami jauh lebih merepotkanmu. Karena kami sering tak pamit saat keluar rumah. Masih seringnya menadah uang untuk banyak alasan, padahal kami gunakan hanya untuk berpesta pora di malam minggu.
Semoga peringatan Allah ini selalu menjagaku untuk terus memulikanmu, wahai ibu.
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti kepada) kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu dan hanya kepada-Ku lah kembalimu.“ (QS: Surah Luqman: 14).
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: Surah Al-Israa: 23).
Sungguh kenikmatan dan kesyukuran Engkau Ya Allah, hingga masih memperkenankan melihat ibuku dan merasakan kasih-sayangnya hingga hari ini.
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil.” Amin.*

Rizqi Kita, Soal Rasa

Aku tahu, rizqiku takkan diambil orang, karenanya hatiku tenang..
Aku tahu, ‘amalku takkan dikerjakan orang, karenanya kusibuk berjuang..
-Hasan Al Bashri-
Pemberian uang yang sama-sama sepuluh juta, bisa jadi sangat berbeda rasa penerimaannya. Kadang ia ditentukan oleh bagaimana cara menghulurkannya.
Jika terada dalam amplop coklat yang rapi lagi wangi, dihulurkan dengan senyum yang harum dan sikap yang santun, betapa berbunga-bunga kita menyambutnya. Apatah lagi ditambah ucapan yang sopan dan lembut, “Maafkan sangat, hanya ini yang dapat kami sampaikan. Mohon diterima, dan semoga penuh manfaat di jalan kebaikan.”
Ah, pada yang begini, jangankan menerima, tak mengambilnya pun tetap nikmat rasanya. Semisal kita katakan, “Maafkan Tuan, moga berkenan memberikannya pada saudara saya yang lebih memerlukan.” Lalu kita tahu, ia sering berjawab, “Wah, jika demikian, kami akan siapkan yang lebih baik dan lebih berlimpah untuk Anda. Tapi mohon tunggu sejenak.”
Betapa berbeda rasa itu, dengan jumlah sepuluh juta yang berbentuk uang logam ratusan rupiah semuanya. Pula, ia dibungkus dengan karung sampah yang busuk baunya. Diberikan dengan cara dilempar ke muka, diiringi caci maki yang tak henti-henti. Betapa sakitnya. Betapa sedihnya. Sepuluh juta itu telah hilang rasa nikmatnya, sejak mula ia diterima.
Inilah di antara hakikat rizqi, bahwa ia bukan soal berapa. Sungguh ia adalah nikmat yang kita rasa. Sebab sesungguhnya, ia telah tertulis di langit, dan diterakan kembali oleh malaikat ketika ruh kita ditiupkan ke dalam janin di kandungan Ibunda. Telah tertulis, dan hendak diambil dari jalan manapun, hanya itulah yang menjadi jatah kita. Tetapi berbeda dalam soal rasa, karena berbeda cara menghulurkannya. Dan tak samanya cara memberikan, sering ditentukan bagaimana adab kita dalam menjemput dan menengadahkan tangan padaNya.
Rizqi memiliki tempat dan waktu bagi turunnya. Ia tak pernah terlambat, hanyasanya hadir di saat yang tepat.
“Janganlah kalian merasa bahwa rizqi kalian datangnya terlambat”, demikian sabda Rasulullah yang dibawakan oleh Imam ‘Abdur Razzaq, Ibnu Hibban, dan Al Hakim, “Karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba meninggal, hingga telah datang kepadanya rizqi terakhir yang ditetapkan untuknya. Maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu dengan  yang halal dan meninggalkan yang haram.”
Jika jodoh adalah bagian dari rizqi, boleh jadi berlaku pula kaidah yang sama. Sosok itu telah tertulis namanya. Tiada tertukar, dan tiada salah tanggal. Tetapi rasa kebersamaan, akan ditentukan oleh bagaimana adab dalam mengambilnya. Bagi mereka yang menjaga kesucian, terkaruniakanlah lapis-lapis keberkahan. Bagi mereka yang mencemarinya dengan hal-hal mendekati zina, ada kenikmatan yang kan hilang meski pintu taubat masih dibuka lapang-lapang. Sebab amat berbeda, yang dihulurkan penuh keridhaan, dibanding yang dilemparkan penuh kemurkaan.
Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan. Di lapis-lapis keberkahan dalam setetes rizqi, ada perbincangan soal rasa. Sebab ialah yang paling terindra dalam hayat kita di dunia.
***
Di antara makna rizqi adalah segala yang keluar masuk bagi diri dengan anugrah manfaat sejati. Nikmat adalah rasa yang terindra dari sifat maslahatnya. Kasur yang empuk dapat dibeli, tapi tidur yang nyenyak adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di alas koran yang lusuh, dan bukan di ranjang kencana yang teduh. Hidangan yang mahal dapat dipesan, tetapi lezatnya makan adalah rizqi. Ia dapat saja terkarunia di wadah daun pisang bersahaja, bukan di piring emas dan gelas berhias permata.
Atau bahkan, ada yang memandang seseorang tampak kaya raya, tapi sebenarnya Allah telah mulai membatasi rizqinya.
Ada yang bergaji 100 juta rupiah setiap bulannya, tapi tentu rizqinya tak sebanyak itu. Sebab ketika hendak meminum yang segar manis dan mengudap yang kue yang legit, segera dikatakan padanya, “Awas Pak, kadar gulanya!” Ketika hendak menikmati hidangan gurih dengan santan mlekoh dan dedagingan yang lembut, cepat-cepat diingatkan akannya, “Awas Pak, kolesterolnya!” Hatta ketika sup terasa hambar dan garam terlihat begitu menggoda, bergegaslah ada yang menegurnya, “Awas Pak, tekanan darahnya!”
Rasa nikmat itu telah dikurangi.
Lagi-lagi, ini soal rasa. Dan uang yang dia himpunkan dari kerja kerasnya, amat banyak angka nol di belakang bilangan utama, disimpan rapi di Bank yang sangat menjaga rahasia, jika dia mati esok pagi, jadi rizqi siapakah kiranya? Apa yang kita dapat dari kerja tangan kita sendiri dan kita genggam erat hari ini, amat mungkin bukan hak kita. Seperti hartawan yang mati meninggalkan simpanan bertimbun. Mungkin itu mengalir ke ahli warisnya, atau bahkan musuhnya. Allah tak kekurangan cara untuk mengantar apa yang telah ditetapkanNya pada siapa yang dikehendakiNya.
Rizqi sama sekali bukan yang tertulis sebagai angka gaji.
Seorang pemilik jejaring rumah makan dari sebuah kota besar Pulau Jawa, demikian cerita shahibul hikayat yang kami percaya, dengan penghasilan yang besarnya mencengangkan, punya kebiasaan yang sungguh lebih membuat terkesima. Sepanjang hidupnya, tak pernah dia bisa berbaring di kasur, apalagi ranjang berpegas. Dia hanya bisa beristirahat jika menggelar tikar di atas lantai dingin, tepat di depan pintu.
Rizqi sama sekali bukan soal apa yang sanggup dibeli.
Ada lagi kisah tentang seorang pemilik saham terbesar sebuah maskapai penerbangan yang terhitung raksasa di dunia. Armada pesawat yang dijalankan perusahaannya lebih dari 100 jumlahnya. Tetapi dia menderita hyperphobia, yakni rasa takut terhadap ketinggian. Seumur hidupnya, yang bersangkutan tak pernah berani naik pesawat.
http://www.hidayatullah.com/kolom/salam-dari-salim/read/2014/09/13/29408/rizqi-kita-soal-rasa.html#.VJyCxsKAM

Cek Hatimu, Benarkah Kau Cinta Pada-Nya

Oleh: Syaripudin Zuhri
Bicara tentang cinta memang tak ada habis-habisnya, karena keberadaan cinta sejak adanya manusia. Yang menjadi masalah adalah didatangi cinta mau, tapi tatkala dijauhi cinta banyak yang tak siap. Padahal masalah kedatangan dan kepergian cinta adalah sesuatu hal yang biasa, apapun namanya.
Silahkan kamu cintai dan kamu sayangi siapapun, tapi jangan sakit hati kalau mereka meninggalkanmu. Dengan kata lain, kamu bebas menyintai siapapun, tapi ingat, kamu bisa berpisah dengannya, baik karena kamu tinggalkan atau mereka meninggalkanmu.
Kalau kamu luka atau sakit hati, hingga terasa betapa perihnya luka hati itu, karena ditinggalkan oleh orang yang kamu cintai, itu normal. Karena kamu juga manusia biasa yang mempunyai perasaan, punya hati, tapi jangan sampai hal tersebut membuat kamu putus asa atau merusakan dirimu, hingga sampai misalnya ingin bunuh diri.
Berlindunglah kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk, terutama disaat luka di dada itu sampai sangat menggigit! “Ya Allah lindungi hamba dari luka yang demikian, lindungi hamba dari perasaan yang menyebabkan putus asa dari rakhmat-Mu, lindungi hamba dari perbuatan yang sia-sia!”
Sebagai manusia yang normal , ditinggalkan oleh orang-orang yang kamu cintai dan kamu sayangi akan menimbulkan luka bagi perasaanmu, namun luka tersebut jangan sampai menghancurkan segala-galanya. karena hidupmu bukan bergantung pada orang-orang yang kamu cintai, tapi kepada Allah SWT. Ditinggal oleh orang-orang yang kamu cintai bukan akhir segala-galanya. Allah tetap bersamamu dan Allah tetap menyintaimu, sebaliknya, apakah kau menyintaiNya?
CintaNya kepadamu tak mengenal waktu dan tempat, karena hidup dimanapun, tetap di bumi Allah. Hidup pada waktu kapanpun, tetap pada ketentuan Allah. Hidup bersama siapapun, tetap bersama makhluk Allah. Hidup sendirian tetap saja bersama Allah. Semuanya kembali kepada Allah dan Allah adalah tempat asal dan kembalinya sesuatu.
Dapatkah kamu bersatu dengan Allah? Yang Maha Besar, sedangkan kamu sangat kecil. Allah Yang Maha perkasa, sedangkan kamu sangat biasa. Allah Maha Kuasa, sedangkan kamu sangat lemah. Allah Maha kuat, sedangkan kamu sangat ringkih. Allah Yang Maha Mulia, sedangkan kamu sangat hina, begitu seterusnya. Apa yang Maha Baik adalah sipat-sipat Allah, untukmu malahan sipat yang sebaliknya!
Allah tidak akan pernah meninggalkanmu, karena roh milikNya telah ditiupkan padamu sejak kamu berada dalam kandungan, yang sering meninggalkan Allah justru kamu. Kamu suka lalai dan alpa, dengan sedikit kesibukan duniawi saja kamu sering meninggalkan Allah. Lupa, alpa mengingat Allah, otomatis jadi lupa menyembahNya, bahkan dikala ingatpun di saat jalan-jalan, kamu melalaikanNya.
Dimanapun dan kapanpun kamu berada , kamu tetap berada di dalam-Nya, berada di bawah kekuasaan-Nya, berada di dalam lindungan-Nya, berada di dalam cinta dan kasih-Nya, berada pada roh milik-Nya. Dan disaat meninggalpun kamu kembali kepada-Nya, rohmu yang sekarang berada dalam jasadmu, nanti kembali kepada-Nya dan jasadmu kembali keasalnya yaitu tanah!
Dan karena kamu bukan nabi, bukan rosul, bukan syuhada, bukan aulia, maka jasadmu akan hancur menjadi santapan cacing-cacing tanah dan menjadi santapan belatung belatung, kulit, daging, tulang dimakan semuanya, sampai hancur dan akhirnya lenyap menyatu dengan tanah kembali!
Sedangkan rohmu tetap dalam genggaman-Nya. Dan memang pada akhirnya jasadmu hanya menjadi bangkai yang sangat busuk, sehingga siapapun yang menciumnya akan tutup hidung sampai muntah-muntah atau mual, karena tidak tahan terhadap bau bangkai jasadmu!
Lalu orang-orang yang kamu cintai di dunia akan berlari jauh-jauh, menghindar. Tak ada satupun manusia yang suka bangkai, walaupun bangkai tersebut dulunya adalah orang yang sangat dicintai dan disayangi, orang yang menjadi belahan jiwa dan raganya. Inilah kenyataan hidup dan itulah kenyataan saat kau mati nanti!
Dan manusia yang mempunyai sipat busuk seperti bangkai, akan dijauhi oleh manusia lainnya dan menjadi bahan fitnahan yang tak habis-habisnya, bahkan banyak manusia yang lain berusaha melenyapkannya, karena begitu busuk sipat yang dimilikinya. Nah hati-hatilah jangan sampai sipatmu seperti bau bangkai. Insya Allah.
Bagaimanapun kamu tetap berada di dalam Allah. Apa yang kamu minum, air Allah. makanan yang kamu makan, berasal dari Allah. Matamu yang dapat melihat, mata pemberian Allah. Telingamu yang dapat mendengar, Telinga dari Allah. Mulutmu untuk makan, minum, berkata adalah mulut dari Allah. Kakimu dapat berjalan, kaki yang diberikan Allah. Tanganmu dapat memegang, tangan dari Allah. Begitu seterusnya. Karena memang semua yang ada padamu dan yang berada di luar dirimu adalah milik Allah. jadi apakah yang kamu miliki? Tidak ada satupun!
Semua milik-Nya, semua titipan-Nya, semua amanat-Nya yang dengannya kamu beramal kepada-Nya. Amal dari perbuatanmu itulah yang menjadi milikmu kelak. Dan amal itu ada diluar dirimu, bukan berada di dalam dirimu. balasan dari amalmu itulah yang menjadi milikmu. dan untuk melakukan perbuatan amal, kamu menggunakan milik Allah.
Seluruh anggota badanmu yang kamu gunakan untuk shalat adalah milik Allah dan Allah memberi balasan atau ganjaran untuk perbuatan tersebut, padahal tanpa anggota badanmu yang milik Allah itu, kamu tidak akan bisa mengerjakan shalat.
Seharusnya kamu tidak mendapat ganjaran apapun dari perbuatan amal yang kamu lakukan, karena semuanya bersumber dari milik Allah. Kamu tidak mengeluarkan atau mengorbankan apapun saat beribadah kepada-Nya. Yang kamu korbankan atau yang kamu keluarkan adalah milik Allah juga. Jadi seharusnya kamu tak berhak menuntut apapun dari segala amal ibadah yang kamu kerjakan kepada Allah SWT.
Jadi jika kau benar-benar menyintaiNya? Mengapa kau sering lari dariNya? Mengapa kau sering meninggalkanNya? Mengapa kau sering lupa padaNya? Mengapa kau sering melalaikan perintahNya? Mengapa kau minta balasan dariNya, katanya cintamu tulus?
Semua pertanyaan tersebut tak perlu dijawab dengan anggukan kepala atau gelengan kepala, cukup dijawab dengan amal perbuatanmu sehari-hari. Iya dan tidak, benar dan tidaknya cintamu kepadaNya, hanya engkau sediri yang tahu dan Dia Yang Maha Mengetahui.
http://www.eramuslim.com/oase-iman/cek-hatimu-benarkah-kau-cinta-pada-nya.htm#.VJyBrsKAM

Lagi, Pastur Yang Diajak Ke SurgaNya , InsyaAllah

Pastur lain yang memutuskan menjadi muallaf dan menanggalkan gelar keuskupannya yakni Jason Cruz. Dalam upaya pencarian akan Tuhan, Cruz melewati sejumlah tahapan berliku sebelum mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sayang, ia tidak menemukan kebenaran (Allah Subhanahu Wa Ta’ala) pada awalnya. Sebaliknya, ia mencoba mempelajari Hinduisme karena dianggap dapat mengakhiri penderitaan yang ia alami. Cruz begitu serius mendalami ajaran Hindu. Ia bahkan mengubah namanya dengan nama Hindu.
“Saat itu aku merasa terbebas dari kecanduan obat-obatan. Hidupku lebih positif. Tapi itu tidak bertahan lama, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menunjukan padaku bahwa Hindu bukanlah jalan menuju kebenaran hakiki,” kenang dia.
Dia pun meninggalkan ajaran Hindu, Cruz kembali pada agama Katolik Roma. Oleh gereja, ia ditawarkan untuk menetap di sebuah gereja di New Mexico. Bertepatan dengan tawaran itu, keluarganya, (Ibu, kakak dan adiknya) memutuskan untuk pindah ke Arizona. Saat itu, ia mulai memiliki hubungan dekat dengan orang banyak.
Cruz pun mulai menjalani program seminar. Bertahun-tahun ia ikuti pogram tersebut sehingga akhirnya berhasil menjadi pastur. Dia ditugaskan gereja untuk mempelajari tradisi agama lain di daerah Metro Phoenix.
Sembari menjalankan tugasnya itu, Cruz juga menyambi sebagai pekerja di Biro Kesehatan. Dia mengunjungi sejumlah tempat ibadah agama lain, termasuk masjid. Dalam kunjungannya ke masjid, Cruz merasa ada kesempatan emas untuk belajar tentang Islam. Oleh seorang Muslim, ia diminta untuk mendatangi Masjid di Tempe, Arizona.
Sesampainya di masjid itu, Cruz segera membaca buku-buku tentang Islam. Setelah membaca, ia begitu terkejut. “Saya belum tahu, kalau rasa terkejutku itu merupakan bentuk hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Saya pun kembali mengunjungi masjid itu dan banyak berdialog dengan Imam Ahmad Al-Akoum,” tuturnya.
Al-Akoum, merupakan Direktur Regional Masyarakat Muslim Amerika. Ia seorang yang begitu terbuka bagi penganut agama lain untuk berdiskusi tentang Islam. Banyak warga AS yang mencari informasi tentang Islam dari Al-Akoum. “Mengikuti kelas bimbingan Akoum, saya melihat Islam adalah kebenaran hakiki. Beberapa waktu kemudian, saya mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid yang sering saya kunjungi, Alhamdulillah,”  ujarnya.
Menjadi Muslim, Cruz banyak mengalami perubahan. Keluarganya sedih, sebab Cruz memeluk agama yang ditakuti anak-anaknya. Ia pun berusaha memberikan pemahaman yang baik tentang Islam kepada mereka.
Tidak mudah memang bagi Cruz untuk menjalani identitas barunya sebagai Muslim. Dia sempat mengalami stres, lalu memutuskan untuk kembali berdiskusi dengan Al-Akoum tentang masalah yang dialaminya. Al-Akoum mengatakan padaku bahwa tahun pertama sebagai Muslim tentu merupakan masa yang paling sulit. Ia lalu menyarankan untuk banyak berkomunikasi dengan Muslim lainnya.
Saran Al-Akoum membuat iman Cruz semakin mantap. Ia mulai mendapatkan pekerjaan, yakni sebagai manajer pada sebuah program pencegahan penyalahgunaan alkohol dan narkoba, serta HIV dan hepatitis
Selama itu pula, Cruz mulai menikmati identitasnya sebagai Muslim. Ia sangat aktif menjadi sukarelawan. Bahkan, ia dinominasikan menjadi kepala Dewan Masjid Tempe. “Insya Allah, jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengizinkan, saya ingin mendalami ilmu fikih guna memajukan kepentingan Islam dan umat yang saya cintai. Semua ini adalah karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” pungkasnya.
-Dani Fitriyani-
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/lagi-pastur-yang-diajak-ke-surganya-insyaallah.htm#.VJyArsKAM

Menikahi Gadis yang Telah Diperkosa

asslm wr wb
saya berinisial HR, krang lebih sya berkenalan dengan seorang wanita berinisial EY, setelah berkenal krang lebih 1 minggu kmi berkeputusan untuk menikah insya allah bulan rajab, tetapi selang sminggu merencanakan pernikahan, EY bercerita tentang masa lalunya yg membuat hati sya hancur bercampur kalut, Ey brcerita bahwa dy pernah di perkosa oleh sahabatnya di dlu di negeri jiran (MALAYSIA).
saya ingin  tanya apa sya menikahi wanita tersbut hukumnya Haram, Mulia ataw sebaliknya, lalu bagaimana jika melahirkan seorang anak, apakah anak itu itu di kategorikan anak haram?
lalu apa nilai manfaat dan hikmah yang dapat sya peroleh?
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara HR yang dimuliakan Allah swt
Para ulama berpendapat bahwa tidak ada keharusan bagi seorang pezina yang telah bertaubat kepada Allah swt dengan taubat nasuha untuk meceritakan perbuatannya itu kepada suaminya atau calon pasangannya yang datang meminangnya. Kecuali apabila suaminya atau calonya itu bertanya tentang aib-aibnya pada masa lalu. Ini pun para ulama membolehkan baginya untuk menggunakan tauriyah—kata-kata yang mengandung dua arti, si pembicara menginginkan makna yang benar sementara si pendengar memahaminya dengan arti yang lain.
Terlebih lagi apabila ia adalah seorang korban pemerkosaan yang tidak menginginkan terjadinya perbuatan tersebut maka menutupi aib itu adalah lebih utama baginya. Pendapat diatas didasarkan kepada sabda Rasulullah saw,S”etiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib sendiri adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan (dosa) di malam hari dan sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian dipagi harinya dia sendiri membuka apa yang ditutupi Allah itu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Namun tidaklah ada sesuatu yang terjadi di alam ini kecuali semuanya berjalan dengan ketentuan dan kehendak Allah swt, termasuk calon pasangan anda (EY) yang bercerita tentang masa lalunya itu kepada anda yang membuat hati anda hancur. Mungkin anda berfikir ada baiknya diri anda tidak mengetahui tentang masa lalunya itu akan tetapi Allah swt Yang Maha Mengetahui lagi Maha Biaksana berkehendak lain terhadap keinginan anda itu. Yakinilah bahwa dibalik pengetahuan anda tentang dirinya pasti terdapat hikmah atau pelajaran yang bisa diambil
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلاَّ مَا كَتَبَ اللّهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya : “Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At Taubah : 51)
وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاء اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya : “Dan kamu tidaklah berkehendak kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Insan : 30)
Dan apa yang dialami calon anda pada masa lalunya itu janganlah menjadi penghambat rencana anda untuk menikahinya karena islam tidaklah mengharamkan pernikahan dengan seorang wanita yang sudah tidak perawan.
Bahkan jika kelak anda menikahinya maka anda akan mendapatkan pahala dari Allah swt, yaitu pahala menutupi aibnya dan ini termasuk perbuatan yang mulia di sisi Allah swt, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh berkata,” Rasulullah saw bersabda.’Barangsiapa yang meringankan penderitaan seorang muslim di dunia maka Allah akan meringankan penderitaannya di akherat. Barangsiapa yang memudahkan kesulitan (seorang muslim) maka Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan akherat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akherat. Dan sesungguhnya Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya.’
Adapun anak yang kelak terlahir—insya Allah—melalui pernikahan yang sah antara anda dan dengan EY maka ia adalah anak sah dari kalian berdua dan berhak untuk dinasabkan kepada anda sebagai ayahnya.
Wallahu A’lam
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/menikah-gadis-yg-telah-diperkosa.htm#.VJx-_sKAM

Senin, 22 Desember 2014

Khasiat mengejutkan dari bawang merah



Siapa yang tak mengenal bumbu masakan yang satu ini? Tanpa bawang merah, masakan terasa hambar. Bawang merah merupakan salah satu bahan penting dalam dunia kuliner. Tapi siapa sangka bahwa dalam setiap lapis bawang merah ini ternyata memiliki khasiat yang mengagumkan untuk kesehatan. Berikut beberapa khasiat bawang merah untuk kesehatan tubuh:
1. Anti virus, bakteri dan baik untuk diabetes
Bawang merah mengandung anti-oksidan, mineral, vitamin. Bawang merah juga memiliki sifat anti-virus, anti-bakteri, dan anti-jamur. Bawang merah menjadi obat yang berguna untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
2. Mengurangi kolesterol
Allicin dalam bawang merah dapat berguna untuk mengurangi produksi kolesterol. Allicin dalam bawang merah sangat membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Bawang merah rendah kalori dan banyak nutrisi. Jika Anda sedang diet, Anda dapat menambahkan bawang merah untuk menikmati rasa lezatnya makanan, tanpa menumpuk kalori.
3. Mengatasi cacingan
Bawang merah sangat baik bagi pencernaan serta mengatasi sembelit. Bawang merah efektif pula dalam menyembuhkan cacingan dan mengobati sakit perut.
4. Mencegah kanker
Bawang merah segar segar mengandung vitamin A, yang merupakan antioksidan efektif mengurangi resiko kanker rongga mulut dan mencegah perkembangannya. Bawang merah sangat membantu dalam mencegah kanker hati dan menghancurkan sel-sel kanker.
5. Mengatasi sengatan serangga
Untuk mengobati sengatan serangga, gosok daerah yang terkena dengan bawang merah yang dihaluskan untuk meredakan rasa sakit. Bawang merah mengatasi gigitan nyamuk, sengatan lebah atau tawon.
6. Baik untuk kekebalan tubuh
Campur jus bawang merah dengan madu dan konsumsi satu sendok teh campuran ini tiga kali sehari. Ini efektif mengatasi bronkitis, influenza, pilek, batuk dan sakit tenggorokan. Termasuk membantu mencairkan dahak.
7. Menghilangkan racun
Goreng empat potong irisan bawang merah. Makan selama 14 hari untuk membantu hati dalam menghilangkan racun dari tubuh.
8. Baik untuk kesehatan gigi
Mengunyah bawang merah selama 3 menit setiap hari di pagi hari akan menghancurkan bakteri pada gigi Anda.
9. Baik untuk rambut dan obat memar
Gosok jus bawang merah setiap hari pada kulit kepala Anda untuk membantu pertumbuhan rambut dan mengatasi ketombe. Anda juga dapat menggunakan bawang merah untuk memar. Jika punya problem bisul, minumlah jus bawang merah dicampur atau wortel.
10. Memperlambat pikun
Selain membantu fungsi kerja otak dan efektif bagi penderita alzheimer, bawang merah juga dapat mengurangi resiko osteoporosis hingga 20 persen, sekaligus membantu ahgar kulit tetap cantik.
11. Baik bagi penglihatan
Jus bawang merah meningkatkan daya penglihatan. Bawang merah kaya akan sulfur, sistein, dan lesitin yang melindungi mata Anda dari pembentukan katarak.