Beginilah jika sebuah aturan agama
bertentangan dengan kodrat Ilahi. Sebuah laporan yang dikeluarkan Dewan
Penyembuhan dan Kebenaran Hukum Australia menyebutkan sejumlah pastor
Katolik yang terlibat kekerasan seksual mengakui hidup selibat (merahib)
adalah alasan utama mereka melakukan kekerasan seksual.
“Selibat wajib berkontribusi besar
terhadap kekerasan dalam beberapa situasi,” demikian laporan setebal 40
halaman yang dikeluarkan dewan.
Selibat adalah hidup tak menikah seumur
hidup bagi pastor Katolik. Laporan itu mendesak Katolik Roma
berkomitmen untuk keadilan, transparasi, dan kasih hanya, serta
memberikan kompensasi untuk korban.
PressTV melaporkan dewan juga mengecam
pelecehan terhadap anak-anak yang dilakukan banyak pastor, dan sikap
gereja yang menutup kasus demi kepentingan pembentukan.
“Lembaga gereja dan pemimpin mereka
menutup mata selama beberapa dekade, secara naluriah atau sengaja,”
demikian laporan itu. “Semua ini demi melindungi agama dan institusi,
tapi mengabaikan anak-anak.”
Gereja Katolik Roma terpukul oleh
berbagai skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak di sejumlah gereja
Katolik di AS dan Eropal dalam beberapa tahun terakhir. Mereka juga
dituduh menutupi pelecehan seksual anak-anak altar oleh para imam untuk
melindungi pedofil dan reputasi mereka.
“Kita harus mengajukan pertanyaan
apakah selibat dipertahankan ketika sebagian orang tidak tahan
melakukannya,” ujar Francis Sullivan, kepala eksekutif dewan.
Menurut Sullivan, selibat tampaknya masih akan dipertahankan tapi gereja meningkatkan skrining calon imam.
Menikah adalah kebutuhan dasar manusia.
Jika menikah dianggap sebuah larangan yang harus dijauhi, padahal itu
kebutuhan dasar, maka jangan heran jika perilaku seksual menyimpang akan
terjadi di tubuh gereja.
http://www.lasdipo.com/kabar/asia-tenggara/2014/12/15/merahib-faktor-banyaknya-pelecehan-seksual-gereja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar