Jumat, 12 Desember 2014

Gula Lebih Memberi Resiko Hipertensi Dibanding Garam

Bukti baru yang diterbitkan dalam jurnal online Open Heart menunjukkan bahwa kelebihan gula lebih memberi resiko terhadap hipertensi dan penyakit kardiovaskular daripada sodium (garam).
Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian dini di negara maju, dan hipertensi merupakan faktor risiko yang paling penting. Hipertensi merupakan faktor utama sebagai penyebab lebih dari 348.000 kematian di Amerika Serikat pada tahun 2009, dan penyakit ini telah menyebabkan pengeluaran sebanyak lebih 50 miliar dolar (sekitar Rp 615 triliun) per tahun. Mengendalikan hipertensi kemudian menjadi fokus utama dari Departemen Kesehatan, dengan pendekatan secara historis berupa diet sodium.
Namun demikian, pengurangan sodium masih diperdebatkan manfaatnya; penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah dengan cara membatasi garam kurang begitu banyak memberikan hasil.
Data terbaru meliputi lebih dari 100.000 pasien menunjukkan bahwa asupan sodium antara 3-6 g/hari dikaitkan dengan risiko lebih rendah dari kematian dan terkena kardiovaskular dibandingkan jumlah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari asupan. “Dengan demikian, pedoman menasihati, pembatasan asupan sodium di bawah 3 g/hari dapat menyebabkan masalah,” tulis para peneliti, dimuat di Medical News Today, Kamis (11/12/2014).
Makanan olahan sumber utamanya sebenarnya bukan hanya sodium, tetapi juga dari karbohidrat: yaitu, dari berbagai sumber gula dan sari yang dihasilkan dari pencernaan.
Para peneliti mengatakan, “Bukti kuat dari ilmu pengetahuan dasar, studi populasi, dan uji klinis melibatkan gula, dan terutama fruktosa monosakarida, memainkan peran utama dalam perkembangan hipertensi. Selain itu, bukti menunjukkan bahwa gula pada umumnya, dan fruktosa pada khususnya, dapat berkontribusi terhadap kardiovaskular melalui berbagai mekanisme.”
Sukrosa, atau gula meja, adalah disakarida yang terdiri dari dua monosakarida: glukosa dan fruktosa. Sukrosa adalah bahan yang umum dalam makanan olahan industri.
Asupan gula tinggi secara signifikan meningkatkan sistolik (6,9 mm Hg) dan tekanan darah diastolik (5,6 mm Hg) dalam uji coba selama lebih 8 minggu. Mereka yang mengkonsumsi 25% atau lebih kalori dari gula memiliki risiko hampir tiga kali lipat peningkatan kematian akibat penyakit kardiovaskular, menurut peneliti.
Bahkan penambahan dosis moderat untuk gula dalam jangka waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan.
Medical News Today juga melaporkan, mengkonsumsi secara teratur minuman dengan kadar gula dan soda yang tinggi dapat menyebabkan penuaan dini terhadap sel imun, yang akan menyebab tubuh rentan terhadap penyakit kronis. Kondisi ini mirip dengan efek dari merokok.*
http://www.hidayatullah.com/iptekes/kesehatan/read/2014/12/11/34832/gula-lebih-memberi-resiko-hipertensi-dibanding-garam.html#.VItF6p520r8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar