Perokok laki-laki diperkirakan lebih dari tiga kali
dibandingkan pria non-merokok dalam kehilangan kromosom Y. Demikian
menurut penelitian, yang kemudian dapat menjelaskan mengapa pria lebih
banyak terjangkit dan meninggal akibat kanker dibandingkan dengan
wanita.
Dalam penelitian yang dimuat di jurnal Science, para peneliti di
Universitas Uppsala Swedia menemukan bahwa kromosom Y, yang mempengaruhi
produksi sperma dan penentuan jenis kelamin, lebih sering menghilang
dari sel-sel darah para perokok dibandingkan pria yang tidak pernah
merokok atau orang-orang yang telah menghentikan kebiasaan merokok.
Hanya pria yang memiliki kromosom Y. Itu sebabnya merokok memberikan
faktor risiko lebih besar untuk kanker di kalangan laki-laki daripada
perempuan.
“Ada korelasi antara faktor risiko dan tidak bagi orang yang merokok,
yang terbanyak berupa mutasi pada diri manusia, yakni hilangnya
kromosom Y,” kata Jan Dumanski, profesor di Uppsala yang melakukan studi
ini, dilansir The Malaysian Insider, Jumat (5/12/2014).
“Ini … mungkin yang dapat menjelaskan, mengapa pria pada umumnya
memiliki rentang hidup lebih pendek dibanding wanita, dan mengapa
merokok lebih berbahaya bagi laki-laki.”
Di samping dimungkinkan terkena kanker paru-paru akibat merokok –ini
yang paling fatal–, merokok juga dikenal sebagai faktor risiko utama
untuk berbagai penyakit serius. Merokok menjadi penyebab kematian dini
di dunia akibat kondisi kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan
tekanan darah tinggi.
Data epidemiologi menunjukkan, perokok laki-laki memiliki risiko
lebih tinggi terkena berbagai bentuk kanker daripada wanita yang
merokok.
Tim peneliti ini menganalisa data lebih dari 6.000 laki-laki, dengan
mempertimbangkan usia, kebiasaan olahraga, kadar kolesterol, status
pendidikan, konsumsi alkohol, dan banyak faktor kesehatan dan perilaku
lainnya.
Mereka menemukan pada perokok, hilangnya kromosom Y tergantung pada
‘dosis merokoknya’. Dengan kata lain, orang-orang merokok kehilangan
lebih banyak, dan orang yang kemudian berhenti merokok, dimungkinkan
kromosom Y pulih kembali.
Lars Forsberg, yang juga terlibat pada studi ini, mengatakan, gangguan kromosom Y akibat merokok dimungkinkan untuk pulih.
“Penemuan ini bisa sangat persuasif guna memotivasi perokok untuk berhenti,” katanya.
Sementara itu para ilmuwan lainnya tidak yakin kehilangan kromosom Y
dalam sel darah terkait dengan perkembangan kanker, meskipun ada
kemungkinan sel-sel kekebalan dalam darah yang mengalami kehilangan
kromosom Y menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk melawan sel-sel
kanker.*
http://www.hidayatullah.com/iptekes/saintek/read/2014/12/05/34479/perokok-pria-terbanyak-terkena-kanker-akibat-hilangnya-kromosom-y.html#.VIJBs5520r8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar