Rabu, 03 Desember 2014

Mantan Model Itu Merasa Damai Setelah Memeluk Islam

Saya berawal ketika saya masih seorang mahasiswa berusia 20 tahun. Saya mendengar tentang Islam melalui beberapa teman baru saya yang Muslim.
Sesungguhnya itulah pertama kalinya saya benar-benar mendengar ada sebuah agama seperti itu. Karena rasa ingin tahu saya dan pada saat yang sama saya sedang mempertanyakan validitas agama saya sendiri (Katolik), sayapun mulai bertanya-tanya tentang agama baru (saya ketahui) ini. Mulailah saya menemui teman-teman saya itu dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, dan mereka memberi jawaban kepada saya. Dan semakin saya belajar, semakin datang keyakinan pada saya.
Keputusan memasuki agama Islam pun datang dengan cepat, hanya dalam waktu empat bulan. Tetapi itu tidak mudah sebenarnya. Memang tidak mudah mengubah dari jati diri saya sebelumnya. Bukan karena saya tidak menginginkannya, tetapi bagaimana menghadapi orang-orang yang telah mengenal jati diri saya sebelumnya. Sulit untuk meyakinkan mereka bahwa semuanya telah berubah.
Saya telah menjadi model pada usia 14 tahun, di usia yang sangat muda. Dan entah bagaimana, aku punya menyukai profesi ini. Aku senang menjadi pusat perhatian, mengikuti kompetisi, kegembiraan, berdandan, walaupun sering merasa salah tentang apa yang telah saya raih tersebut. Kadang-kadang saya merindukannya, tapi saya pun benar-benar tidak tahu apa manfaatnya.
Saya tidak tahu apa yang membuat saya merasa seperti itu. Sebab sebenarnya juga, saya tidak lagi merasa nyaman dengan profesi saya itu.
Saya mempertimbangkan banyak kemungkinan di dalam pikiran. Saya pun membayangkan saat sedang duduk mengenakan topi dan gaun wisuda, saya pun berpikir; “Mau apa selanjutnya?”
Satu hari saya mengunjungi seorang teman dan mencurahkan isi hati saya padanya, dan ketika hendak saya pergi, dia berkata pada saya, “Jangan khawatir Maria, berpikir tentang akan jadi apa Anda dan akan ke mana Anda, Allah akan membawa Anda melalui beberapa jenis cahaya.”
Pada saat teman wanita itu menyudahi perkataannya, saya pun pergi dengan membawa cahaya yang begitu kuat. Saya pun memutuskan memeluk agama Islam, saat itu juga.
Kedua orang tua saya terkejut. Mereka tidak mengerti mengapa saya mengambil keputusan seperti itu.
“Berarti kamu juga tidak mau berkencan lagi?” begitu ibu saya terus-menerus bertanya. Namun, mereka pun tidak memaksa saya lebih jauh. Hanya saya ingat ibu pernah mengatakan, “Saya memberikan kamu kesempatan beberapa bulan, mungkin kamu akan meninggalkannya.”
Tapi jauh di dalam hati, ini adalah hal yang dijalani seumur hidup. Sesuatu yang tidak akan pernah berubah.
Setelah selama bertahun-tahun, orang tua saya akhirnya dapat menerima keadaan saya itu. Ibu saya pun kemudian selalu memberi saya makanan khusus ketika sedang ada hidangan daging babi, dan ia akan memberitahu saya untuk mengenakan jilbab ketika ada tamu di rumah kami.
Islam rupanya telah melunak hati orang tua saya. Dan saya memahami dan menghormati kesulitan yang mereka hadapi sebagai generasi pertama orang Puerto Riko di Amerika Serikat.
Banyak teman saya yang mencoba membuat saya mengubah arah, tapi saya selalu bersujud dan meminta Tuhan untuk memimpin saya ke jalan yang benar dan tetap kuat. Dan Dia melakukannya. Saya tidak pernah menyesal, atau akan menyesal dengan jalan yang telah saya pilih.
Saya telah mengalami ketidaknyaman dalam hidup saya sebelumnya, dan sekarang saya telah menemukan kedamaian. Alhamdulillah, saya punya satu pilihan dan saya telah meraihnya. Islam telah membuat saya tidak menjadi orang yang berlebih-lebihan. Ini membuat saya nyaman dan bersih.*/Dikisahkan Maria Esther Roman, dilansir Saudi Gazette, Jumat (21/11/2014).
http://www.hidayatullah.com/feature/cermin/read/2014/11/21/33652/mantan-model-itu-merasa-damai-setelah-memeluk-islam.html#.VH-CpZ520r8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar