Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan “kuliah” tentang Kepemimpinan dan Kekuasaan.
Dan “kuliahnya” yang disampaikan melalui akun Twitter resminya
@SBYudhoyono SBY menyebut bahwa pemimpin dapat berlaku apa saja yang dikehendakinya. Termasuk acapkali ia dibenarkan perkataan dan tindakannya.
Namun kadang tanpa disadarinya, pembenaran yang didapatnya bisa pula disalahgunakan untuk berlaku diktator dan tiran.
“Pemimpin yang selalu dibenarkan apapun perkataan dan tindakannya, tak
disadari bisa menjadi diktator atau tiran,” tulis SBY (*SBY*).
Selain itu, Presiden ke-6 ini juga mengkritik dan memberikan saran
untuk rakyat terhadap pemimpin. Sebaliknya, SBY menyatakan, pemimpin
haruslah sabar terhadap rakyat di saat menyampaikan kritik dan saran.
Hal ini pun berlaku untuk rakyat agar menghormati pemimpin dalam
memberikan masukkan.
“Karenanya, dengan tetap menghormati pemimpin, rakyat bisa
menyampaikan kritik dan sarannya. Pemimpin mesti sabar mendengarkan,” ia
melanjutkan.
SBY pun menyebutkan tentang pencitraan. Ia mengatakan bahwa jika di
dalam politik itu hal biasa jika pencitraan dilakukan. Namun, ia
berpesan agar pencitraan yang dilakukan tidak berlebihan. Sebab jika hal
itu terjadi, justru akan menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap
pemimpin.
“Dalam politik, pencitraan itu biasa. Tapi, jika sangat berlebihan bisa menurunkan kepercayaan rakyat,” katanya.
Di akhir “kuliahnya”, SBY memberikan saran agar pemimpin saling
berhubungan (institusi) satu sama lain dalam mengatasi masalah. SBY
berharap di dalam penyelesaian masalah, apalagi yang dihadapi adalah
masalah serius, pemimpin harus dengan senang hati melakukan musyawarah
agar mendapatkan solusi terbaik.
“Tugas pemimpin: mengatasi masalah. Pimpinlah, ternasuk bekerjasama
dan bermusyawarah untuk mengatasi masalah. Apalagi masalah yg serius,”
tutupnya.
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/12/02/34245/sby-pencitraan-berlebihan-menurunkan-kepercayaan-rakyat.html#.VH-Bk5520r-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar