Senin, 01 Desember 2014

4 Sehat 5 Sempurna, Plus Halal Part 2

Setidaknya, di zaman seperti ini, kita perlu berhati-hati memasukkan makanan ke dalam perut kita. Setidaknya, bukan asal enak atau mengenyangkan. Sebab, kehati-hatian kita pada makanan, menyebabkan diterima dan tidaknya doa-doa kita di hadapan Allah.
Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada Sa’ad,
أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة
“Perbaikilah makananmu, maka do’amu akan mustajab.” (HR. Thabrani)
Ada yang bertanya kepada Sa’ad bin Abi Waqqosh,
تُستجابُ دعوتُك من بين أصحاب رسول الله – صلى الله عليه وسلم – ؟ فقال : ما رفعتُ إلى فمي لقمةً إلا وأنا عالمٌ من أين مجيئُها ، ومن أين خرجت .
“Apa yang membuat do’amu mudah dikabulkan dibanding para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?” “Saya tidaklah memasukkan satu suapan ke dalam mulutku melainkan saya mengetahui dari manakah datangnya dan dari mana akan keluar,” jawab Sa’ad.
Dari Wahb bin Munabbih, ia berkata,
من سرَّه أنْ يستجيب الله دعوته ، فليُطِب طُعمته
“Siapa yang bahagia do’anya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya.”
Dari Sahl bin ‘Abdillah, ia berkata,
من أكل الحلال أربعين يوماً أُجيبَت دعوتُه
“Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah dikabulkan.”
Jika sekarang kita sering menemui orang pandai tapi korupsi, pemimpin yang mudah menindas dan merampas hak orang lain, lebih banyak minta dilayani daripada melayani umatnya, atau jika dia memimpin jangan-jangan, dia dulu dibesarkan dari makanan-makanan yang subhat dan tidak halal.
Semoga anak-anak kita terhindari dari semua makanan yang masuk dalam tubuhnya dari cara yang subhat dan tidak halal. Jika anak-anak kita sangat susah diatur atau doa-doa kita masih belum terkabut di hadapan Allah, jangan-jangan kita salah soal makanan. Semoga Allah menghindarkan keluarga dan anak-anak kita dari harta dan rizki yang tidak halal. Agar kelak yang lahir menjadi generasi yang ‘dihalalkan” oleh Allah. Wallahu a’lam bissawab.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar