Buya Hamka yang bergelar Tuanku Syaikh, gelar
pusaka yang diberikan ninik mamak dan Majelis Alim-Ulama negeri Sungai
Batang – Tanjung Sani, 12 Rabi’ul Akhir 1386 H/ 31 Juli 1966 M, pernah
mendapatkan anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa dari Universitas
al-Azhar, 1958, Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan
Malaysia, 1974, dan gelar Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
Buya Hamka adalah seorang ulama yang memiliki
‘izzah, tegas dalam aqidah dan toleran dalam masalah khilafiyah. Beliau
sangat peduli terhadap urusan umat Islam, sehingga tidak mengherankan,
di dalam dakwahnya, baik berupa tulisan maupun lisan, ceramah, pidato
atau khutbah selalu menekankan tentang ukhuwah Islamiyah, menghindari
perpacahan dan mengingatkan umat untuk peduli terhadap urusan kaum
muslimin.
Ketika dihembuskan opini tentang cerdas dan
pintarnya orang-orang Yahudi Israel, sehingga dapat mengalahkan pasukan
Arab dalam perang Arab-Israel. Maka Buya meluruskan pemahaman tersebut
melalui tulisan beliau di dalam Tafsir Al-Azhar, Juzu’ 1, halaman 221:
“Sebab yang utama bukan itu, Yang terang ialah
karena orang Arab khususnya dan umat Islam umumnya telah lama
meninggalkan senjata batinnya yang jadi sumber dari kekuatannya. Orang –
orang yang berperang menangkis serangan Israel atau ingin merebut
Palestina sebelum tahun 1967 itu, tidak lagi menyebut-nyebut Islam.
Islam telah mereka tukar dengan Nasionalisme
Jahiliyah, atau Sosialisme ilmiah ala Marx. Bagaimana akan menang orang
Arab yang sumber kekuatannya ialah imannya, lalu meninggalkan iman itu,
malahan barangsiapa yang masih mempertahankan idiologi Islam, dituduh
Reaksioner. Nama Nabi Muhammad sebagai pemimpin dan pembangun dari
bangsa Arab telah lama ditinggalkan, lalu ditonjolkan Karl Marx, seorang
Yahudi.
Jadi untuk melawan Yahudi mereka buangkan
pemimpin mereka sendiri, dan mereka kemukakan pemimpin Yahudi. Dalam
pada itu kesatuan akidah kaum Muslimin telah dikucar-kacirkan oleh
ideologi – ideologi lain, terutama mementingkan bangsa sendiri. Sehingga
dengan tidak bertimbang rasa, di Indonesia sendiri, di saat orang Arab
sedang bersedih karena kekalahan, Negara Republik Indonesia yang
penduduknya 90% pemeluk Islam, tidaklah mengirimkan utusan pemerintah
buat mengobati hati negara-negara itu, melainkan mengundang Kaisar Haile
Selassie, seorang Kaisar Kristen yang berjuang dengan gigihnya
menghapus Islam dari negaranya.
Ahli – ahli Fikir Islam modern telah sampai
kepada kesimpulan bahwasanya Palestina dan Tanah Suci Baitul Maqdis,
tidaklah akan dapat diambil kembali dari rampasan Yahudi (Zionis) itu,
sebelum orang Arab khususnya dan orang–orang Islam seluruh dunia
umumnya, mengembalikan pangkalan fikirannya kepada Islam. Sebab, baik
Yahudi dengan Zionisnya, atau negara-negara Kapitalis dengan
Christianismenya, yang membantu dengan moril dan materil berdirinya
Negara Israel itu, keduanya bergabung jadi satu melanjutkan Perang Salib
secara modern. Bukan untuk menentang Arab karena dia Arab, melainkan
menentang Arab karena dia Islam”.
Di Juzu’ VI, halaman 307, Buya juga menjelaskan
konspirasi negara-negara Eropa dan Amerika dalam pendirian “ Negara
Israel”, “Yaitu mereka jajah Palestina, mereka rampas dari tangan Turki.
Lalu diserahkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Boulfour
(seorang Yahudi), kepada kaum Zionis, gerakan Yahudi terbesar di zaman
ini, supaya mereka membuat negara di sana. Sehabis Perang Dunia Kedua
disuruhlah orang Yahudi membentuk Negara Israel di Palestina”.
Buya Hamka berpulang ke Rahmatullah, 24 Juli
1981, telah meninggalkan warisan dan pelajaran yang sangat berharga
untuk ditindak lanjuti oleh genarasi Islam, yaitu istiqamah dalam
berjuang, menjaga persatuan umat dan peduli terhadap urusan kaum
Muslimin.
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan
saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.”(QS: Al-Hasyr/59: 10). (fn).
H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA (Email: ferryn2006@yahoo.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar