Sedangkan dokumen kedua, Januari 2012, memberikan gambaran rinci tentang prosedur Kontrol Perbatasan Schengen Uni Eropa (EU Schengen Border Control procedures). Dokumen ini menguraikan langkah-langkah keamanan elektronik, termasuk Sistem Informasi Schengen (SIS) dan basis data sidik jari Eropa EURODAC yang digunakan oleh petugas kontrol perbatasan. Kesalahan dalam langkah-langkah ini dapat menimbulkan ancaman bagi agen yang melakukan misi rahasia.
Penanggung jawab WikiLeaks Julian Assange menjelaskan dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa “di bawah pemerintahan Obama, CIA masih berniat menyusup ke perbatasan Uni Eropa dan melakukan operasi klandestin di negara-negara anggota Uni Eropa.”
Dokumen tersebut menunjukkan peningkatan kekhawatiran CIA atas risiko terbukanya penyamaran agennya oleh sistem database biometrik, sistem yang juga didorong pemerintah Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001.
Selain dua dokumen rahasia ini, Jumat, 19 Desember 2014 lalu, WikiLeaks merilis sebuah laporan CIA yang menyatakan bahwa program pembunuhan yang ditargetkan, termasuk serangan drone, mungkin efektif dalam beberapa kasus. Namun dokumen yang sama juga mengingatkan adanya risiko bahwa program itu justru bisa menjadi bumerang. Sebagai contoh, serangan yang ditargetkan terhadap para pejuang justru menyasar penduduk lokal, maka hal tersebut dapat menambah kebencian masyarakat terhadap Amerika dan berimbas pada pembelaan terhadap militan yang tersisa.
http://www.lasdipo.com/kabar/eropa-amerika/2014/12/22/wikileaks-bocorkan-taktik-penyamaran-cia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar