Siapakah yang tidak tahu pornography, anak-anak kecil sekalipun sudah
kenal akrab sang pelaku sebelum beritanya disiarkan dimana-mana, tentu
saja karena media yang ramah pada anak-anak, menyediakan informasi tanpa
melihat jam tidur siang anak-anak dan akhirnyamembuat anak-anak menjadi
dewasa sebelum waktunya.
Suatu hari, aku ke plaza dan sambil jalan-jalan sore (ceritanya
ngadem karena memang udara di jakarta sangat terik dan sambil menunggu
kawan, aku masuk plaza dan ngadem saja), tak lama aku melewati sebuah
toko yangmungil namun subhanalloh, tayangan pornography telihat jelas,
dari lekuk-lekuknya sampai warnanya, dan hal itu membuat aku bergidik,
“alhamdulillah aku gak bawa anak-anak,” karena sliuet patung wanita
berpakaian super minim membuat hatiku terasa nyeri.
Namun rasa alhamdulillah tidak berlangsung lama, karena ada anak
kecil berusia tujuh tahun, tertawa mengikik dengan kawannya, mungkin
berusia sama, sambil menunjuk-nunjuk gambar wanita pakai bikini di toko
pakaian dalam tersebut. Mereka menunjuk-nunjuk aurat wanita yang
menonjol, sejenak hatiku menjadi tidak enak, dan kembali lintas bayangku
kepada film kartun yang ditonton anakku, dan teringat bagaimana artis
Indonesia dengan auratnya yang menonjol disana sini menayangkan iklan
kopi. Apa sih hubungannya antara iklan kopi dengan sang wanita, dan itu
dilakukan ditengah pemutaran film spongebob, sekali lagi kukatakan
miris!
Malam itu aku pulang, dan teringat ketika pergi umrah dan melewati
sebuah pertokoan (aku memang senang ngadem -menikmati dinginnya kaca di
pertokoan), sebutlah dengan nama zam zam tower, sebuah tower yang pas
berada di depan masjidil haram, dan lagi-lagi aku terperangah, kasihan
pada para lelaki beriman yang hatinya sengsara dengan keimanan, karena
di lantai dasar tersebut, terpampang dengan cueknya toko busana pakaian
dalam wanita, dan itu adalah satu-satunya toko yang dengan gagah berani
mengeluarkan patung wanita setengah badan (kepalanya tidak ada), yang
menunjukkan lekuk-lekuk tubuh wanita dengan sangat menonjol.
Aduuh, mau marah sama siapa, ini bukan negara saya, namun ketika
suatu hari aku menemui sebuah internet cafe, yang dipenuhi banyak anak
yang mengupload sebuah cd porno baru, aku langsung berteriak dengan
gagah berani juga : “Aduuh… kalian pulang saja deh, saya ni pengawas
sekolah lho, ayo pulang, itu tontonan yang haram, ayo, pulang sana..”
dengan wajah garang saya mengusir serombongan anak-anak SMP dan SMU
seraya memarahi yang punya internet “mas nyadar gak sih, kalau nyediakan
barang haram kan, uangnya juga haram, ni, saya ganti uangnya anak-anak,
sambil menyorongkan Rp 50.000, kemudian sekali lagi dengan gagah berani
saya bilang : “ besok saya bawa polisi lho, karena mas terlibat dalam
kasus penyebaran film pornography, dan saya berjanji dalam hati,
diam-diam saya akan datang lagi besok dan memakai baju safari warna
coklat pakaian dinas saya sebagai guru sekolah negeri.
Duh, rasanya pengen deh, jadi pejabat, agar bisa bebas marahin
orang-orang yang mendownload pornography dan melarang anak-anak
sekolahan yang ramai-ramai ke warnet untuk melihat adegan pornography.
Siapa yang mau mengangkat saya ya.. jadi terpikir, ini kali yaa, gunanya
perempuan jadi caleg, paling tidak bisa mampu bertindak bebas merdeka,
paling kurang menghentikan perburuan maksiat yang marak di warung
internet.
http://www.eramuslim.com/pendidikan-keluarga/pendidikan-pk/siapakah-yang-bisa-menyetop-penyebaran-pornography.htm#.VHZXeZ520r8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar