Peneliti keamanan
Symantec mengaku telah membongkar software berbahaya (malware) canggih
yang telah digunakan badan intelijen pemerintah. Malware itu diduga kuat
digunkan pemerintah untuk menyadap perusahaan telekomunikasi dan
layanan internet. Peneliti menamakan malware ini dengan nama Trojan
Regin.
Peneliti mengatakan malware ini kemungkinan telah dilancarkan oleh pemerintah AS, Israel dan Tiongkok.
Menurut Kaspersky, Indonesia menjadi salah satu dari banyak negara korban Regin.
Menurut laporan Kaspersky, setidaknya
ada 14 negara yang menjadi korban Regin. Di antaranya adalah Algeria,
Afghanistan, Belgia, Brazil, Fiji, Jerman, Iran, India, Indonesia,
Kiribati, Malaysia, Pakistan, Suriah dan Rusia.
Melansir Recode, Senin 24 November
2014, disebutkan temuan peneliti ini muncul dari tim yang sama mengendus
kemunculan Stuxnet pada empat tahun lalu. Stuxnet disinyalir sebagai
senjata digital pertama yang dilancarkan untuk menyerang suatu negara.
Peneliti meyakini Stuxnet merupakan upaya AS dan Israel untuk meyabotase
program riset nuklir Iran.
Peneliti menggambarkan keganasan Regine sebagai serangkaian malware kompleks memiliki struktur kemampuan teknikal yang langka.
“Alat ini memiliki tingkat kemampuan
ekstensif yang memungkinkan orang mengendalikan tool untuk kerangka
pengawasan massal yang kekuatannya sangat dahsyat,†tulis peneliti
dalam blog perusahaan.
Disebutkan peneliti, Regin mulai
digunakan untuk operasi pengawasan sejak 2008 lalu, tapi tiba-tiba
terhenti pada 2011, dan mulai digunakan lagi pada tahun lalu.
Temuan menunjukkan sekitar 100 infeksi
Regin telah terdeteksi, yang mana kebanyakan, 52 persen kasus, terjadi
di Rusia dan Arab Saudi. Penyerangan ini juga terjadi di Meksiko,
Irlandia, India, Afganistan, Iran, Belgia, Austria dan pakistan. Sejauh
ini belum ditemukan Ragin terdeteksi di AS dan Tiongkok.
Melihat dari desain dan struktur Regin,
peneliti Symantec, Liam O Murchu menduga kuat malware ini diciptakan
oleh entitas negara. Namun ia enggan berspekulasi negara atau
pemerintahan mana yang menyebarkan infeksi ini.
"Petunjuk yang terbaik yang kami miliki adalah lokasi terjadinya infeksi," jelas dia.
Namun spekulasi yang beredar, malware rahasia ini disebarkan oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA), CIA, Isreal maupun Tiongkok.
Muchu mengatakan Regin beraksi
dengan menyerang sistem yang menjalankan Windows. Serangan ini dilakukan
secara bertahap dan menbutuhkan lima potongan.
Dia menjelaskan tahap pertama membuka
pintu tahap berikutnya dan masing-masing tahap menggambarkan dan
mengeksekusi tahap berikutnya.
Caranya sangat mirip dengan Stuxnet
dan saudaraya Trojan, Duqu, yang dirancang mengumpulkan data intelijen
dalam jumlah besar, bebernya.
Peneliti menemukan cara penyebaran
malware beragam. Satu kasus, Regin menyusup melalui Instant Messenger
Yahoo, tapi kasus lain ditemukan melalui situs terkenal palsu yang
menarik pengguna.
Begitu tersusupi Regin, maka sistem
akan dikembalikan oleh Regin dengan mengirimkan puluhan muatan.
Dampaknya komputer bisa dikendalikand ari jarak jauh, kemudian menyalin
file penting, menyalakan kamera web dan mikrofon sampai mencuri kode
akses. Bahkan beberapa muatan memungkinkan bisa memantau trafik jaringan
dan mengatur BTS.
Meski sudah terungkap, peneliti
Symantec mengingatkan agar pengguna mesti waspada. Sebab masih ada
bagian Regin yang masih beredar dan belum ditemukan. (Viva)
http://www.lasdipo.com/teknologi/2014/11/25/waspada-malware-regin-ancaman-serius-data-komputer.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar