Pengamat ekonomi kebijakan publik Ichsanudin Noorsy menilai,
kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata bukan hasil dari buah
pikir pemerintahan Joko Widodo-JK murni, tapi ada tekanan asing.
Menurut Ichsan, kenaikkan yang terjadi beberapa lalu lebih disebabkan karena adanya tekanan Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Dan model kenaikkan sebesar Rp. 2000 merupakan model atas kehendak dua lembaga tersebut.
“Ikuti model kenaikkan sebesar itu atas Bank Dunia dan IMF,” ucapnya
tegasnya dalam acara “Halaqoh Peradaban” bertema “Menaikkan Harga BBM
Rezim “Merakyat” Mencekik Rakyat?”, Kamis (20/11/2014) di Aula Gedung
Juang 45, Jalan Menteng Raya 31 Cikini, Jakpus.
Ia juga menyampaikan, solusi yang diberikan Joko Widodo dalam bentuk
“kartu sakti” adalah kebohongan yang nyata. Di mana program kartu-kartu
tersebut hanya sebagai pembungkus dalam kebijaknnya.
“Kebohongan. Hanya dibungkus dengan kartu sakti (KIH, KIP, dan KKS),” tambahnya tegas.
Selain itu, hal yang lucu ialah bahwa model solusi yang ditawarkan
Joko Widodo tak lebih dari kebijakan yang sudah ditinggalkan Eropa pada
masa lampau. Eropa pada saat itu ‘mirip’ mengeluarkan solusi tersbut
teteapi tidak ada hasil yang signifikan sebab sekitar 60 persen
masyarakatnya justru mendapatkan kesengsaraan.
“Model seperti itu di Eropa sudah ditinggalkan. Sebab dampaknya 60 persen masyarakat akan sengsara,” tutupnya.
Ichsan Noorsy hadir sebagai pembicara dalam acara yang diadakan
Hizbut Tahrir Indonesia. Acara berlangsung kemarin (21/11/2014), di
Jakarta.
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/11/21/33608/ichsanudin-noorsy-jokowi-naikkan-harga-bbm-atas-tekanan-imf.html#.VHpwY5520r8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar