ANTARA fiqih madzhab empat dan huffadz
serta muhadditsin tidak bisa dipisahkan satu sama lain, lebih-lebih
dipertentangkan, karena keduanya saling menguatkan. Di mana para hufadz hadits juga merupakan pengikut dari madzhab fiqih yang ada.
Musnad Imam Madzhab Empat
Para Imamnya madzabnya sendiri baik Imam Ibnu Hanifah, Imam Malik,
Imam As Syafi’i serta Imam Ahmad sama-sama memiliki periwayatan hadits musnad. Imam Abu Hanifah memiliki musnad Abu Hanifah yang dikumpulkan oleh Al Hafidz Abu Muhammad Al Haritsi. Imam Malik memiliki Al Muwaththa’. Sedangkan Imam As Syafi’i memiliki Al Umm yang disamping merupakan kitab fiqih juga kitab hadits yang beliau riwayatkan, juga Musnad As Syafi’i yang dikumpulkan oleh Imam Al Muhaddits Abu Al Abbas Al Asham. Sedangkan Imam Ahmad juga memiliki musnadnya yang masyhur.
Madzhab Fiqih Penulis Kutub As Sittah
Para penulis kitab hadits yang masyhur, yakni Kutub as Sittah
(kitab 6) pun diidentifikasi oleh para ulama mengenai madzhab fiqih
yang dianut. Imam Al Bukhari, menurut pendapat masyhur beliau bermadzhab
Syafi’i, Imam Tajuddin As Subki memasukkan Al Bukhari dalam Thabaqat As Syafi’iyah di mana beliau adalah murid Imam Al Humaidi ulama besar Syafi’iyah.
Pendapat fiqih beliau banyak yang sejalan dengan madzhab Syafi’i
meskipun tidak sedikit yang menyelesihi. Oleh sebab itu pendapat beliau
yang menyelisihi madzhab tidak dihitung sebagai pendapat dalam madzhab
As Syafi’i. (lihat Al Inshaf, hal. 86, Ad Dihlawi)
Namun ada pula yang berpendapat bahwa beliau adalah mujtahid
mutlak semisal Al Allamah Al Kasymiri, di mana beliau berpendapat jika
Al Bukhari dinilai pengikut madzhab Syafi’i karena guru beliau dan
pendapat beliau, maka Al Bukhari juga berguru kepada Ishaq bin Rahuyah
yang menurut beliau bermadzhab Hanafi. Adapun masalah fiqih banyak juga
yang selaras dengan fiqih Hanafi. Meski Al Kasymiri tidak menampik bahwa
memang pendapat masyhur adalah bahwa Al Bukhari pengikut madzhab As
Syafi’i. (Lihat, Faidh Al Bari, 1/53)
Imam Nasa’i dan Abu Dawud menurut Ibnu Taimiyah merupakan penganut
madzhab Al Hanbali, namun ada pihak lain yang menyebut bahwa keduanya
Syafi’i. Sedangkan Imam At Tirmidzi bermadzhab As Syafi’i di mana
pendapat beliau secara terang-terangan tidak menyelesihi madzhab kecuali
masalah Al Ibrad. Adapun Imam Muslim dan Ibnu Majah tidak
diketahui madzhab fiqih beliau. Sedangkan bab yang berada dalam Shahih
Muslim bukan dari penulisnya, sehingga tidak diketahui pendapat fiqih
beliau. (Lihat, Faidh Al Bari, 1/53)
Namun Ad Dihlawi menilai bahwa Imam Muslim bermadzhab As Syafi’i, dan
beliau memiliki jalur madzhab Syafi’i sendiri semisal Abu Al Abbas Al
Asham. Dan beliau menilai bahwa Imam At Tirmidizi termasuk mujathid
dalam madzhab Ahmad bin Hanbal. (lihat Al Inshaf, hal. 86)
Para Huffadz Madzhab Empat
Madzhab empat sendiri di dalamnya amat banyak para huffadz hadits. Dimualai dari madzhab Imam Abu Hanifah, sebagian hufadz
hadits dalam madzhab ini antara lain Al Hafidz Abu Bishr Ad Dulabi, Al
Hafidz Abu Ja’far Ath Thahawi, Al Hafidz Ibnu Abi Al Awwam As Sa’di, Al
Hafidz Abu Muhammad Al Haritsi, Al Hafidz Abdul Baqi, Al Hafidz Abu Bakr
Ar Razi Al Jashas, Al Hafidz Abu Nashr Al Kalabadzi, Al Hafidz Abu
Muhammad As Samarqandi, Al Hafidz Syamsuddin As Saruji, Al Hafidz Quthb
Ad Din Al Halabi, Al Hafidz Alauddin Al Mardini, Al Hafidz Az Zaila’i,
Al Hafidz Mughulthai, Al Hafidz Badruddin Al Aini, Al Hafidz Qasim bin
Quthlubugha. Syaikh Anwar Zahid Al Kuatsari dan Syeikh Abdul Fattah Abu
Ghuddah menyebutkan 150 ulama hufadz dan muhadits madzhab Hanafi (lihat, Fiqh Alhul Iraq wa Haditsuhum, hal. 60-82).
Sedangkan dalam madzhab Maliki sendiri pengikutnya yang merupakan hufadz
hadits antara lain Al Hafidz Hussain bin Ismail Al Qadhi, Al Hafidz Al
Ashili, Al Hafidz Ibnu Abdil Barr, Al Hafidz Abu Walid Al Baji, Al
Hafidz Ibnu Al Arabi, Al Hafidz Abdul Haq, Al Hafidz Qadhi Iyadh, Al
Hafidz Al Maziri, Al Hafidz Ibnu Rusyd, Al Hafidz Abu Qashim As Suhaili
dan lainya.
Adapun dalam madzhab As Syafi’i para hufadznya antara lain
adalah Al Hafidz Ad Daraquthni, Al Hafidz Al Baihaqi, Al Hafidz Ibnu
Asakir, Al Hafidz Ibnu Daqiq Al Ied, Al Hafidz Ad Dimyathi, Al Hafidz Al
Mundziri, Al Hafidz Taqiyuddin As Subki, Al Hafidz Al Mizzi, Al Hafidz
Adz Dzahabi, Al Hafidz Ibnu Katsir, Al Hafidz Al Haitsami, Al Hafidz Al
Iraqi, Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani, Al Hafidz As Suyuthi dan
lainnya.
Dalam madzhab Hanbali, para hufadz haditsnya antara lain Al
Hafidz Abdul Ghani Al Maqdisi, Al Hafidz Ibnu Al Jauzi, Al Hafidz Ibnu
Qudamah, Al Hafidz Abu Barakat Ibnu Taimiyah, Al Hafidz Ibnu Rajab dan
lainnya.
Catatan ringkas ini hanya merupakan sampel saja, masih amat banyak para hufadz yang berada dalam madzhab empat, lebih-lebih para muhadits-nya
yang tidak memungkinkan ditulis semua dalam kesempatan ini. Jika,
demikian sekali lagi, kita tidak perlu berpayah-payah memisahkan antara
ahlul fiqih dan ahlul hadits, antara madzhab empat dengan Sunnah,
apalagi mempertentangkan keduanya. Karena keduanya memang sudah
mendarah-daging. Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.*
http://www.hidayatullah.com/kajian/ikhtilaful-ummah/read/2014/02/20/16850/ahlul-hadits-ahlul-madzhab.html#.VHvVbp520r_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar