Perang
Irak – Suriah telah menyeret dunia untuk berkecimpung langsung di
dalamnya, baik yang membantu mujahidin maupun ikut dalam barisan musuh.
Tentara bayaran dari Kanada, Amerika Serikat dan Inggris adalah contoh
warga asing, selain Jerman dan Swiss yang ke Suriah untuk memerangi
mujahidin. Mereka bebas ikut dalam memerangi mujahidin.
Hal
ini tidak berlaku bagi warga yang bepergian untuk membantu mujahidin di
Suriah, Irak maupun wilayah lain. Alih-alih memberi kebebasan, cap
“teoris” akan langsung melayang pada mereka yang ingin bepergian ke luar
negeri jika kedapatan membantu mujahidin. Seperti otomatis, media
langsung memblow up kasus teroris dengan sedemikian rupa sehingga nampak
menakutkan.
Demokrasi
yang sering digembar-gemborkan Barat bahwa negara demokratis akan
menjamin kebebasan hak warganya untuk memilih adalah nol besar, pepesan
kosong berbau busuk.
Seperti
kasus Gill Rosenberg, seorang perempuan kelahiran Kanada yang bergabung
dengan milisi Kurdi untuk melawan IS. Para warga asing ini tidak
menerima sanksi apapun dan tindakan tersebut tidak dianggap ilegal oleh
negara.
Tapi
coba bayangkan jika warga tersebut kedapatan bergabung dengan pasukan
IS atau Jabhah Nushrah atau tanzhim jihad lain. Akan lain ceritanya.
Risiko penjara, pelecehan, pendeskreditan nama baik dan pembunuhan akan
menghantui mereka sepulang dari medan jihad.
Di
Inggris mereka yang kedapatan berjuang di barisan mujahidin dan kembali
ke Inggris, akan dikenakan pengkhianatan dan resiko penggerebekan di
rumah mereka. Sedang di Jerman, mereka yang kembali maka KTP mereka akan
disita dan dilarang bepergian ke luar negeri.
Tidak
hanya itu, orang-orang yang terdeteksi pergi ke medan jihad akan
dipantau terus oleh polisi, apakah ia kembali ke komunitas mereka atau
tidak.
Seperti
kasus terbaru di Austria. Polisi Austria menahan 13 orang yang diduga
terkait jaringan “teroris” pada Jumat kemarin. Mereka dituduh terlibat
jaringan yang memberangkatkan para pemuda untuk berjihad di Suriah.
Hampir
500 polisi menggeledah masjid dan mushala di Wina, Graz dan Linz pada
hari Jumat sebagai bagian dari tindakan keras Eropa bagi para jihadis
yang telah bergabung dengan pasukan di Suriah dan Irak.
Pihak
berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki lebih dari 150 orang
Austria yang diyakini telah bergabung dengan militan di Timur Tengah.
Setali
tiga uang dengan negara Barat. Negara-negara yang mayoritas penduduknya
muslim, pemerintahannya juga menerapkan aturan keras bagi warganya yang
kedapatan ikut berjihad. PAdahal mayoritas penduduknya muslim.
Alih-alih seperti negara Barat yang memberikan keleluasaan bagi warganya
untuk memerangi mujahidin, negara-negara muslim justru mengekor Barat
memerangi jihadis yang ingin berjihad ke luar negeri. Innalillah…..http://www.lasdipo.com/editorial/2014/11/29/kebebasan-demokratis-di-negara-barat-hanya-pepesan-kosong-berbau-busuk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar