Minggu, 30 November 2014

Kebebasan Demokratis di Negara Barat Hanya Pepesan Kosong Berbau Busuk!

Perang Irak – Suriah telah menyeret dunia untuk berkecimpung langsung di dalamnya, baik yang membantu mujahidin maupun ikut dalam barisan musuh. Tentara bayaran dari Kanada, Amerika Serikat dan Inggris adalah contoh warga asing, selain Jerman dan Swiss yang ke Suriah untuk memerangi mujahidin. Mereka bebas ikut dalam memerangi mujahidin.
Hal ini tidak berlaku bagi warga yang bepergian untuk membantu mujahidin di Suriah, Irak maupun wilayah lain. Alih-alih memberi kebebasan, cap “teoris” akan langsung melayang pada mereka yang ingin bepergian ke luar negeri jika kedapatan membantu mujahidin. Seperti otomatis, media langsung memblow up kasus teroris dengan sedemikian rupa sehingga nampak menakutkan.
Demokrasi yang sering digembar-gemborkan Barat bahwa negara demokratis akan menjamin kebebasan hak warganya untuk memilih adalah nol besar, pepesan kosong berbau busuk.
Seperti kasus Gill Rosenberg, seorang perempuan kelahiran Kanada yang bergabung dengan milisi Kurdi untuk melawan IS. Para warga asing ini tidak menerima sanksi apapun dan tindakan tersebut tidak dianggap ilegal oleh negara.
Tapi coba bayangkan jika warga tersebut kedapatan bergabung dengan pasukan IS atau Jabhah Nushrah atau tanzhim jihad lain. Akan lain ceritanya. Risiko penjara, pelecehan, pendeskreditan nama baik dan pembunuhan akan menghantui mereka sepulang dari medan jihad.
Di Inggris mereka yang kedapatan berjuang di barisan mujahidin dan kembali ke Inggris, akan dikenakan pengkhianatan dan resiko penggerebekan di rumah mereka. Sedang di Jerman, mereka yang kembali maka KTP mereka akan disita dan dilarang bepergian ke luar negeri.
Tidak hanya itu, orang-orang yang terdeteksi pergi ke medan jihad akan dipantau terus oleh polisi, apakah ia kembali ke komunitas mereka atau tidak.
Seperti kasus terbaru di Austria. Polisi Austria menahan 13 orang yang diduga terkait jaringan “teroris” pada Jumat kemarin. Mereka dituduh terlibat jaringan yang memberangkatkan para pemuda untuk berjihad di Suriah.
Hampir 500 polisi menggeledah masjid dan mushala di Wina, Graz dan Linz pada hari Jumat sebagai bagian dari tindakan keras Eropa bagi para jihadis yang telah bergabung dengan pasukan di Suriah dan Irak.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki lebih dari 150 orang Austria yang diyakini telah bergabung dengan militan di Timur Tengah.
Setali tiga uang dengan negara Barat. Negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, pemerintahannya juga menerapkan aturan keras bagi warganya yang kedapatan ikut berjihad. PAdahal mayoritas penduduknya muslim. Alih-alih seperti negara Barat yang memberikan keleluasaan bagi warganya untuk memerangi mujahidin, negara-negara muslim justru mengekor Barat memerangi jihadis yang ingin berjihad ke luar negeri. Innalillah…..
http://www.lasdipo.com/editorial/2014/11/29/kebebasan-demokratis-di-negara-barat-hanya-pepesan-kosong-berbau-busuk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar