“Jadi begini bu, gigi geraham anak ibu sudah mulai tumbuh, nah proses
gigi geraham sampai sempurna itu kira-kira setahun. Namun belum sampai
setahun saat pertumbuhan baru setengah, gigi geraham ini sudah bolong
setengah,” ucap dokter gigi yang bertubuh besar namun lembut
menerangkan dengan perlahan-lahan kepada sang ibu. Dokter gigi itu pun
nampak gemas dengan mengatakan kepada sang ibu; “ini pasti karena
anaknya malas sikat gigi yah Bu, harusnya dikontrol anaknya Bu, paling
kurang dua kali sehari menggosok giginya dan cara membersihkan giginya
itu harus rapih dan teratur, kurangi makan yang manis-manis, minuman
panas, minuman dingin karena dikhawatirkan akan membuat gigi menjadi
rapuh.”
Sang ibu yang dikenal dengan Bunda Esti, yang siang terik itu membawa
anaknya yang bernama Ihsan berobat ke dokter gigi, hanya bisa termangu
dan kemudian mencubit kecil lengan anaknya. “Tuh kan, apa bunda bilang,
kamu sih malas benar gosok gigi, maunya makan coklat melulu…” ucap Bu
Esti kepada anaknya.
Ihsan kecil yang bertubuh gembul dan berwajah lucu hanya bisa
meringis kesal. “Aduuuuuh… sudah sakitnya setengah mati, dokter malah
cermah lagi, bunda juga malah marah-marah terus, gimana sih gak
pengertian amat,” gerutu kecil Ihsan. Namun tak lama kemudian “astagfirullahaladzhim, astagfirullahaladzhim” ucap Ihsan. Ihsan
teringat kata ustadz Tarkim yaitu kalau ada yang sakit, banyak-banyak
istighfar karena ketika kita sakit namun kita ikhlas maka dosa-dosa
akan dihapusakan. “Yaa Allah, cuma Engkau yang bisa menolong aku, dokter
dengan bunda malah marah-marah saja,” doa Ihsan dalam hati.
“Oke, oke aku akan gosok gigi lima kali sehari bunda, pagi lalu sore
lalu ketika selesai makan nasi dan ayam goreng, tapi cepet dong bunda
sakittt nih…” keluh Ihsan sambil tangannya yang bulat memegang pipinya
yang terlihat kemerahan karena membengkak. Dokter Riko tidak bisa
melakukan perawatan apapun karena gusi yang berada dibelakang gigi Ihsan
membengkak sehingga Ihsan harus pulang dulu dan mengempiskan bengkaknya
dengan obat yang ditulis dokter Riko.
Dokter Riko menyalahkan bunda, bunda menyalahkan Ihsan lalu ketika
ayah pulang, ayah menyalahkan bunda karena menurut ayah, bunda terlalu
memanjakan Ihsan. Ayah juga mengatakan bahwa bunda juga tidak disiplin,
bunda tidak tegaan, mentang-mentang Ihsan anak bungsu, dan kebetulan
Ihsan berwajah bulat lucu, kalo Ihsan merengek minta makanan dan cemilan
apa saja dan pada jam berapa saja, bunda selalu kabulkan. Seringkali
Ihsan keasyikan nonton film kartun sampai jam 8 malam, sehingga ketika
selesai makan malam, lalu film kartunnya selesai, Ihsan pun lalu
mengantuk dan terlelap di sofa. Bunda dengan penuh kasih sayang
menggendong Ihsan ke dalam kamar lalu menyelimutinya, mematikan lampu,
lalu membisikkan doa mau tidur, terakhir mengecup kening Ihsan tanpa
menyuruh Ihsan untuk menggosok gigi sebelum tidur.
Begitupun di pagi harinya, bunda tidak menyuruh Ihsan menggosok gigi
dengan semua alasan Ihsan yang selalu ditoleransi bunda. Ihsan merasa
kedinginan giginya kalau pagi-pagi menggosok gigi. Menurut ayah kenapa
bunda tidak berpikir kalo memang itu alasan Ihsan tidak mau sikat gigi,
mengapa bunda tidak menyuruh Ihsan untuk menggosok gigi dengan air
hangat saja..? Menurut ayah bunda terlalu sayang pada Ihsan sehingga
kasih sayang bunda membuat Ihsan kehilangan gigi graham disaat usianya
masih kecil. Dan sakitnya menurut Ihsan luarbiasa dan” akh bunda… cintai
aku dengan serius dong…”
Sesuatu yang berlebihan memang biasanya tidak baik. Begitu pula
dengan kasih sayang yang berlebihan akan membuat anak tidak mandiri dan
mungkin tidak disiplin seperti Ihsan. Semua itu Allah telah berikan
kadarnya, begitu pula dengan kasih sayang. Allah mengajarkan kasih
sayang dengan tanggung jawab dan juga kelembutan. Bunda Esti dapat
mengajarkan Ihsan bertanggung jawab terhadap kesukaannya memakan yang
manis-manis dengan mengajarkannya untuk menggosok gigi setelahnya.
Begitu pula dengan hal lainnya yang dapat diterapkan untuk memberikan
kasih sayang pada buah hati kita.
http://www.eramuslim.com/pendidikan-keluarga/pendidikan-pk/bila-ibu-terlalu-sayang.htm#.VHUFuJ520r8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar