Kisah ini dimulai dari hutan rimba, dari sebuah rumah kayu sederhana
yang berpenghuni tiga ekor monyet. Mereka terdiri dari ibu monyet, abang
monyet dan adik monyet.
Si abang dipanggil “Bang Nyet Nyet”, si adik dipanggil “Dek Nyit
Nyit, dan ibu mereka dikenal sebagai “Bu Harum”, karena tubuhnya yang
harum, selalu bersih, tidak pernah kotor serta bercahaya, sebab air wudu
sangat digemarinya untuk membasuh tubuh.
Bu Harum terkenal juga sebagi ibu yang suka berdoa, bahkan seringkali
doanya menyentuh sampai ke lubuk hati semua penduduk yang berwujud
monyet.
Alkisah Desa Pisang yang berpenduduk 200 ekor monyet menjadi tenang
berkat hidupnya surau di desa itu, karena ramainya jamaah yang salat
lima waktu. Sang adik Nyit Nyit selalu menjadi imam.
Surau Al Ikhlas dibangun oleh ayah Nyet Nyet, suami Ibu Harum. Tapi
ayah Nyet Nyet meninggal dunia ketika si adik lahir dan baru berumur
tiga hari.
Setelah ayah meninggal dunia, abang Nyet Nyet mulai berperilaku aneh,
selalu senang makan pisang curian. Baginya semakin banyak pisang yang
dicuri semakin kuat dan sehat dia, dan semakin banyak pedagang pisang
yang takut padanya. Bila ketahuan mencuri dan pedagang marah, maka si
abang Nyet Nyet akan marah lebih galak lagi.
Tingkahnya sungguh memalukan dan semakin hari kehidupannya semakin
membawanya kepada jurang kemaksiatan. Abang Nyet Nyet berjudi, minum
minuman keras, mengganggu monyet betina , dan semua kemaksiatan yang
dilarang agama kerap dilakukan dengan intensitas luar biasa. Kekerasan
dan kekasarannya sungguh semakin menjadi-jadi, dan membuat risau serta
kurus kering Ibu Harum yang salehah.
Tak putus doa diucapkan dan dipanjatkan Ibu Harum, terus menerus,
siang dan malam tak henti-hentinya doa digumamkan, sehingga Ibu Harum
menjadi terlihat tidak memiliki aktivitas lain, kecuali mendoakan
anaknya yang sulung, yang akhir-akhir ini bahkan ia dengar selalu pergi
ke tempat tempat hiburan malam.
Berbeda dengan adiknya yang selalu mentaati perintah Allah Swt. Ia
duduk tenang berzikir setiap pagi, sibuk membersihkan surau dan selalu
santun dan ramah kepada siapa saja, selalu menolong orang lain dengan
ikhlas, dan tidak pernah menyusahkan ibunya.
Doa yang tak putus dan keikhlasan yang sangat dalam, dari seorang ibu
yang dengan sepenuh hati mendoakan anaknya, membuat sang ibu dikasihi
malaikat dan malaikat beramai-ramai memohon kepada Allah Swt. agar
mengabulkan doa sang ibu.
Ketika suatu hari langit dibuka, maka doa sang ibu menjadi mustajab
dan terkabul segera, membuat kejadian luar biasa terjadi pada keluarga
monyet ini.
Pada hari istimewa itu sang abang tiba tiba merasa ingin sekali salat
ketika mendengar azan. Tiba tiba langit mendung dan rasa nyaman
bersemilir didalam hatinya. Si abang merasa begitu rindu untuk masuk ke
dalam surau , menunaikan salat dan berdoa kepada Allah Swt. dan secara
tiba tiba pula,hatinya menjadi benci kepada hiburan malam, rasa bosan
hinggap dan ketika kawan-kawan mengajak si abang untuk bermaksiat, si
abang menolak keras. Nampaknya doa Ibu Harum telah terkabul.
Alhamdulillah.
Tapi perhatian dan doa-doa sang ibu pada si abang, membuat si adik
merasa ibu tidak pernah memperhatikan dirinya. Ibu menghabiskan waktu
untuk beribadah dan mendoakan si abang, lalu tersenyum pasrah. Di mata
si adik, Ibu tidak pernah mengucapkan doa dan kata-kata hikmah untuknya.
Hal itu membuat si adik merasa hampa dan sunyi.
Perlahan tapi pasti, adik menjadi bosan dan risau, hatinya pedih dan
ia sering berlinang airmata. Ketika sedang gundah gulana itulah, setan
datang dan membisikkan dirinya untuk pergi maksiat saja. Buat apa ke
surau, toh, tidak membahagiakan ibu dan ibu tidak bertambah sayang
padanya. Maka segeralah adik mencoba masuk ke tempat hiburan malam dan
mulai meninggalkan ibadah dan suraunya yang indah.
Situasi menjadi terbalik. Abang yang selalu didoakan ibu, menjadi
saleh dan rajin ibadah, sedangkan adik yang tadinya taat beribadah
sehingga hampir tak pernah didoakan ibu malah menjadi bermaksiat.
Maka, bila ibu hanya mendoakan satu anak saja yang dianggap
bermasalah, maka adik yang tidak bermasalah tapi tidak atau jarang
didoakan, menjadi bermaksiat. Ibu Harum … mengapa engkau lupa mendoakan
adik yang sudah tekun ibadah agar tetap tekun dan istiqomah, mengapa
engkau lupa bersikap adil pada anakmu dan yakin bahwa anakmu yang sudah
taat beribadah tidak akan tergoda oleh setan yang terkutuk.
Ibu yang bijaksana bersikap adillah kepada anak-anak kita, dan
berdoalah terus untuk semuanya, agar yang bermasalah menjadi hilang
masalahnya, dan yang sudah baik menjadi tetap baik dan istiqomah, karena
bila tetap mendoakan anak yang sudah baik bisa jadi si anak akan
menjadi bertambah baik.
http://www.eramuslim.com/pendidikan-keluarga/pendidikan-pk/dahsyatnya-doa-ibu-monyet.htm#.VHZaU5520r8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar