“Umi tahu kan kalau anak-anak seumuranku rata-rata sudah punya
handphone canggih?” tanya anakku yang saat ini genap berusai 8 tahun,
“ada yang punya blackberry loh mi..itu lho blackberry seperti yang
dipunyai abi…” lanjut anakku.
“Handphone penting loh mi, kalau aku diculik, aku akan beritahu
posisiku dimana, penculiknya seperti apa dan raut wajahnya bagaimana,”
urai anakku panjang lebar dan penuh bujukan agar aku mau membelikan dia
handphone.
“Tapi handphonenya jangan yang mainan ya mi, yang bisa bunyi yang
bisa nelpon nenek, nelpon ibu guru dan …bla bla bla…” cerocosnya tanpa
henti, dan sejenak membuatku tertegun.
“kok..? apa sih yang membuatmu sangat ingin menggunakan handphone,
apakah kamu hanya ikut-ikutan teman-teman atau memang betul-betul ingin
gunakan handphone sebagai media untuk berkomunikasi?” tanyaku pada Rio
yang mulutnya hanya ternganga saja mendengar kata-kata sulit, media dan
komunikasi. “Hehehe…” aku tersenyum lucu; “belum ngerti saja sudah
ribut…” jawilku ke mulutnya yang masih ternganga.
Apa sih gunanya handphone bagi anak-anak, aku melihat bahwa mereka
menjadi asyik sms atau online dan aku merasakan semua akhirnya menjadi
sms (semua menjadi sendiri-sendiri), ikatan keluarga rasanya hilang,
gelak tawa bersama menonton film Mr. Bean yang lucu pun jarang terdengar
lagi
Semua menjadi asyik sendiri, sosoknya memang ada di dekat kita, namun
jiwanya entah kemana, pikirannya pun cenderung melayang pada orang yang
tidak nampak namun ada diseberang sana, nun jauh di dunia maya, dunia
sms, dunia handphone…
Akhirnya anak bungsuku menjawab lirih, “sebenarnya sih mi, karena mau
main gamenya, di handphone si Aldi banyak banget gamenya, aku ingin
sekali main game, kalau pinjam punya Aldi, harus bayar seribu katanya,
mending aku punya sendiri, jadi bisa main game kapan saja,” jujurnya
perlahan.
Ah Rio, kamu tuh lucu, namun daripada umi kehilangan kamu karena kamu
nanti khawatir asyik sendiri dengan duniamu, maka ibu belum mau
memberikan kamu handphone yang akan membuatmu jauh dari ibu, dan malah
dekat pada yang lain. Pada game dan sms bertubi-tubi dari kawan-kawanmu.
“Maafkan Umi nak, karena Umi masih ingin bersamamu…(dirimu dan
pikiranmu).”
http://www.eramuslim.com/pendidikan-keluarga/pendidikan-pk/buat-apa-sih-handphone.htm#.VHUP_J520r8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar