Miris memang, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga
survei, didapatkan 87% anak kelas 4 sampai 6 SD pernah mengakses konten
pornografi, 77% alasannya karena tidak sengaja, 39% melihat justru di
rumah sendiri/saudara. Oleh karena itu, bahaya memberikan gadget pada
anak harus diketahui sejak dini, agar orang tua bijak dalam
menyikapinya.
Kerusakan karena pornografi sifatnya permanen yang berakibat
mempengaruhi systemlimbik, kerusakan ini lebih cenderung menetap bila
dibandingkan karena narkoba dan alkohol. Sehingga karenanya orang tua
perlu mengajarkan kepada anak tentang sentuhan yang dibolehkan, mana
sentuhan yang dilarang dan mana sentuhan yang tergolong membingungkan.
Ubah Paradigma
Banyak dari kita beranggapan bahwa pendidikan anak itu murni tugas dari
ibu sedang ayah bekerja mencari nafkah. Padahal peran kedua orang tua
dalam pendidikan anak sangat penting. Jadi bukan hanya ibu saja yang
bertugas mendidik anak.
Apalagi jika keduanya malah bekerja dan anak dititipkan ke nenek
kakek atau tempat penampungan. Tentu hal ini memiliki dampak pada
pendidikan anak yang terabaikan.
Padahal kemampuan nenek dan kakek sudah menurun jauh. Bayangkan,
mereka sudah osteoporosis karena usia sudah senja, emosi sudah makin
sensitif, dan cenderung memberi semua keinginan cucu untuk meredam emosi
cucu.
Sama halnya dengan menyerahkan anak ke ART (asisten rumah tangga)
atau pengasuh. Tentu tidak semaksimal jika orang tuanya langsung yang
turun tangan.
Mengasuh anak itu harusnya seperti halnya bermain sepak bola. Jika
bermain bola saja ada gawang yang dituju, tentunya mengasuh anak harus
ada tujuannya tidak asal si anak diam tidak rewel.
Sebanding dengan hasil riset di atas, ternyata para orang tua masih
memiliki kebiasaan buruk dalam hal pengasuhan anak di antaranya:
1. Tidak merumuskan tujuan pengasuhan.
2. Tidak memiliki kesepakatan bersama bagaimana menjalankan pengasuhan untuk anak-anak mereka.
Negeri kita ini amburadul tidak karuan karena tidak punya tujuan
pengasuhan anak, sibuk dengan urusan politik dan ‘hal-hal besar’. Urusan
anak, pendidikan anak, moral anak, diin anak, aqidah anak, itu urusan
yang tidak penting!! pendidikan anak tidak jadi prioritas!
Lebih parahnya, anak-anak di negeri kita kebanyakan fatherless, punya
ayah tapi tiada. Pergi pagi pulang malam, tidak menyapa dengan emosi.
Oleh karenanya langkah awal mendidik anak adalah mencari kesepahaman
kedua orang tua tentang target dan tujuan pendidikan anak. Mau dibentuk
seperti apa Si Mungil nantinya, karena anak-anak itu adalah amanah
setiap orang tua yang akan dimintai pertanggungan jawab kelak di
akhirat.
Allah menitipkan anak kepada kita. Jangan kembalikan mereka dalam keadaan rusak, terutama rusak jiwanya !!
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa
yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang
Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki. atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan
(kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS Asy Suura: 49-50)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan
ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS Al Anfaal: 27-28)
http://www.lasdipo.com/bilik-muslimah/2015/01/07/ubah-paradigma-lagkah-awal-sukses-mendidik-anak-parenting-13.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar