Apa kiranya perasaan Ash
Shiddiq saat Nabiﷺ bersabda, “Andai kuambil kekasih di antara insan;
pasti kujadikan Abu Bakr sebagai Khalilku”?
Apa kiranya perasaan ‘Umar, saat dia berpamit ‘umrah dan Nabi Muhammad ﷺ bersabda padanya, “Jangan lupakan kami dalam doamu duhai saudara tersayang”?
Apa kiranya perasaan ‘Utsman saat
membekali pasukan Tabuk dan Nabiﷺ bersabda, “Tiada bahayakan ‘Utsman
apapun yang ia lakukan setelah ini”?
Apa kiranya perasaan ‘Ali kala Nabiﷺ
bersabda, “Hanyasanya kedudukanmu di sisiku laksana Harun di sisi Musa,
tapi tiada Nabi sesudahku”?
Apa kiranya perasaan Thalhah saat Nabiﷺ
bersabda, “Siapa yang ingin melihat syahid yang masih berjalan di atas
bumi, lihatlah Thalhah”?
Apa kiranya perasaan Az Zubair saat
RasuluLlahﷺ bersabda, “Setiap Nabi memiliki Hawari, dan Hawariku adalah
Zubair ibn Al ‘Awwam”?
Apa kiranya perasaan Abu ‘Ubaidah saat
Nabiﷺ bersabda, “Setiap ummat memiliki Amin, dan orang kepercayaan ummat
ini adalah Abu ‘Ubaidah”?
Apa kiranya perasaan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf
saat dirinyalah dimaksud oleh sabda Nabiﷺ kepada Khalid ibn Al Walid,
“Jangan cela sahabatku.. Demi Allah andai kalian berinfak emas seberat
gunung Uhud; hal itu takkan menyamai shadaqah segenggam atau setengah
genggam tepungnya.”
Apa kiranya perasaan Sa’d ibn Abi Waqqash
saat Nabiﷺ bersabda, “Panahlah duhai Sa’d, panahlah! Ayah & Bundaku
sebagai tebusan bagimu”?
Apa kiranya perasaan Mu’adz ibn Jabal, di
saat RasuluLlahﷺ bersabda padanya, “Wahai Mu’adz, demi Allah, aku
benar-benar mencintaimu”?
Apa kiranya perasaan Ibn ‘Abbas, saat
Nabiﷺ merengkuh & mencium kepalanya lalu berdoa, “Ya Allah faqihkan
dia & ajarkan tafsir padanya”?
Apa kiranya perasaan Ubay ibn Ka’b, saat
Nabiﷺ berkata padanya, “Allah memerintahkanku tuk membacakan Surat Al
Bayyinah ini kepadamu.. hingga dengan wajah berseri-seri dia bertanya,
“Ya RasulaLlah; benarkah Allah menyebut namaku kepadamu?” & Nabiﷺ
menjawab, “Benar!”?
Apa kiranya perasaan Abu Musa Al Asy’ari,
di saat Nabiﷺ bersabda, “Esok datanglah menjumpaiku, aku ingin
mendengarkan bacaan Quran-mu”?
Apa kiranya perasaan ‘Aisyah, saat Nabiﷺ
menyebut namanya tanpa ragu di urutan pertama, kala ditanya ‘Amr
siapakan yang paling dicintai?
Apa kiranya perasaan Ibn Mas’ud, kala
betis kecilnya ditertawakan; maka Nabiﷺ bersabda, “Betis itu di sisi
Allah lebih berat dari Uhud”?
Apa kiranya perasaan ‘Ukasyah, saat
disebut 70.000 orang masuk ke surga tanpa hisab & Nabiﷺ berkata,
“Engkau termasuk di antara mereka”?
Apa kiranya perasaan Bilal ibn Rabah, saat
Nabiﷺ bersabda, “Ceritakan padaku hai Bilal, ‘amal apakah yang paling
kau jaga dalam Islam. Sebab sungguh aku mendengar bunyi terompahmu di
surga?”, lalu dia menjawab tersipu, “Menjaga wudhu’ & dua raka’at
syukur atas wudhu'”?
Apa kiranya perasaan orang-orang Anshar,
di kala Nabiﷺ bersabda, “Jika manusia memilih jalan melalui sebuah
lembah, sedang kaum Anshar mengambil suatu celah, niscaya aku turut
serta di celah yang dilalui para Anshar. Ya Allah rahmatilah Anshar
& anak-cucu kaum Anshar”?
Apa kiranya perasaan para sahabat
semuanya, yang mereka berjumpa Nabiﷺ pada petang dan pagi, berjalan
mengiringi, beroleh senyum & doanya?
Yang lebih penting dan jelita dari itu
semua; bagaimana dengan kita? Apa kiranya perasaan kita saat kelak
bertemu Nabiﷺ & para sahabatnya?
Adakah Nabiﷺ kan bersabda, “Kaliankah
orangnya, yang telah membuatku menangis karena rindu, yang telah membuat
para sahabatku cemburu”?
“Kaliankah orangnya; yang beriman kepada
apa yang kubawa meski kita tak berjumpa; yang mengucap shalawat atas
namaku meski tak bertemu?”
Ini kami Ya RasulaLlah; yang rindu tapi
malu, membaca shalawat dengan lidah kelu; adakah kami layak jadi
ummatmu, dan beroleh syafaa’atmu?
Ya Allah, limpahkan shalawat pada
Muhammadﷺ, sampaikan salam kami padanya. Pula ridhaMu atas semua
sahabat; jadikan kami bersama mereka.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar