Dalam hadits, Rasulillah
Muhammad banyak menyampaikan/memberikan perumpamaan. Semua Perumpamaan
itu dimaksudkan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
1. Bagaikan Pohon :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ لَا تَزَالُ الرِّيحُ تُفِيئُهُ، وَلَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيبُهُ الْبَلَاء
“Perumpamaan seorang mukmin seperti
tanaman, angin menerpanya ke kiri dan ke kanan. Seorang mukmin
senantiasa mengalami cobaan. Sedangka perumpamaan orang munafik seperti
pohon yang kuat tidak pernah digoyangkan angina sampai ia ditebang.”
(al-Hadits)
2. Bagaikan Bangunan
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang
lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.”
[Shahih Muslim No.4684]
3. Bagaikan Tubuh
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ،
وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap
saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu
anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau
merasakan demam.” [HR. Muslim]
4. Bagaikan Cermin
الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ
“Seorang mukmin adalah cermin bagi
saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia
memperbaikinya.” [sanadnya Hasan]
5. Bagaikan Lebah
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ مَثَلُ النِّحْلَةِ ،
إِنْ أَكَلَتْ أَكَلَتْ طَيِّبًا ، وَإِنْ وَضَعَتْ وَضَعَتْ طَيِّبًا ،
وَإِنْ وَقَعَتْ عَلَى عُودِ شَجَرٍ لَمْ تَكْسِرْهُ
“Perumpamaan seorang Mukmin seperti lebah,
apabila ia makan maka ia akan memakan suatu yang baik. Dan jika ia
mengeluarkan sesuatu, ia pun akan mengeluarkan sesuatu yang baik. Dan
jika ia hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu ia tidak
mematahkannya.” (HR. Al-Baihaqi]
6. Bagaikan Pohon Kurma
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّخْلَةِ , مَا أَخَذْتَ مِنْهَا مِنْ شَيْءٍ نَفَعَكَ
Artinya: ” Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apapun yang engkau ambil darinya pasti bermampaat bagimu.” (HR: Thobrani)
Artinya: ” Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apapun yang engkau ambil darinya pasti bermampaat bagimu.” (HR: Thobrani)
7. Bagaikan Emas
مَثَلَ الْمُؤْمِنِ مَثَلَ سَبِيْلَةِ الذَّهَبِ إِنَّ نَفَخَتْ عَلَيْهَا اَحَمَرَتْ وَإِنَّ وَزَنَتْ لَمْ تَنْقُصْ.
Artinya: “Perumpamaan seorang mukimin
seperti lempengan emas, kalau engkau meniupkan (api) diatasnya ia
menjadi merah, kalau engkau menimbangnya, tidaklah berkurang.” (HR.
Baihaqi)
Pelajaran Moral:
1. Ujian dalam kehidupan adalah sebuah
keniscayaan. Suka dan duka akan mengitari kehidupan. Namun ia tetap
tegar, sabar dan tawakkal. Tidak ada ujian tanpa jalan keluar. Tidak ada
kesusahan tanpa penawar kebahagiaan. Ke kanan atau ke kiri, berada di
atas atau bawah, seorang mukmin akan tegar menghadapi ujian hidup.
2. Kerjasama adalah kunci merajut
kebersamaan. Tidak egois dan merasa diri paling penting dan berjasa.
Gotong royong dan tenggang rasa merupakan sikap mukmin yang harus
dibangun dalam diri.
3. Suka-duka dilalui bersama. Ringan sama
dijinjing, ringan sama dipikul. Sikap saling memiliki merupakan lambang
persaudaraan sejati.
4. Cermin adalah tempat untuk mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang masih belum sempurna. Kebaikan yang ada semoga menjadi teladan bagi orang lain. Sedangkan kekurangan atau keburukan menjadi sentilan bagi diri sendiri untuk memperbaiki dan bagi diri orang lain, untuk tidak menyontohnya.
4. Cermin adalah tempat untuk mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang masih belum sempurna. Kebaikan yang ada semoga menjadi teladan bagi orang lain. Sedangkan kekurangan atau keburukan menjadi sentilan bagi diri sendiri untuk memperbaiki dan bagi diri orang lain, untuk tidak menyontohnya.
5. Seorang mukmin mampu menempatkan diri
pada posisinya. Orang zalim akan meletakkan sesuatu tidak pada
tempatnya. Orang mukmin hanya melakukan yang baik-baik, makan yang
baik-baik, berkata yang baik-baik. Apapun keadaannya, ia akan berusaha
melakukan yang baik-baik.
6. Orang mukmin adalah orang yang punya
konstribusi besar kepada sesama. Apapun akan ia lakukan asal itu untuk
kebaikan bagi orang lain dan tidak melanggar perintah Allah Subhanahu
Wata’ala. Keberadaan seorang mukmin bermanfaat bagi orang banyak.
7. Menjadi mukmin seumpama menjadi emas,
kokoh, tidak luluh dan menyerah dengan keadaan. Ia kukuh berpijak di
atas kebenaran, tidak melebur dan mengikuti arus begitu saja. Namun ia
punya prinsip.
Masih banyak sekali perumpaman yang
disampaikan Rasulullah Muhammad dalam hadits nya, juga termasuk dalam
al-Qur’an. Berbagai perumpamaan ini hanya bisa dipahami oleh orang-orang
yang berakal.*
Oleh: Ali Akbar Bin Agil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar