“Jika dikaji dengan lebih mendalam dan
cermat, ternyata akhlak dan mental adalah dua hal yang amat berbeda,
bahkan saling bertolak belakang dan berlawanan serta bertentangan, “
demikian ujar Ketua Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Mohammad
Rizieq Shihab dalam akun fanspagenya, Sabtu (02/01/2015) menyindir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang resmi mencanangkan Gerakan Nasional
Revolusi Mental bertepatan dengan pelaksanaan upacara HUT ke-43 Korpri
yang digelar di Lapangan Monas kemarin.
Sebagaimana diketahui, “Revolusi Mental”
merupakan jargon yang diusung presiden terpilih Joko Widodo sejak masa
kampanye Pemilu Presiden 2014.
Dalam akun fanspage resminya, Habib Rizieq
mengatakan, revolusi akhlak adalah visi kenabian yang dibawa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wassalam, sebagaimana beliau pernah sabdakan “Innama Buitstu Liutammima Makarimal Akhlak” (Sesungguhnya
aku telah diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan-kemuliaan
Akhlak), yang berbeda dengan ‘Revolusi Mental” ala Jokowi.
“Sedang ‘Revolusi Mental’ adalah istilah
yang dipopulerkan oleh Karl Marx dalam mempropagandakan ajaran sosialis
dan komunisnya. Dan istilah “Revolusi Mental” pernah dijadikan jargon
Partai Komunis Indonesia (PKI) saat kampanye politiknya dalam Pemilu
Pertama di Indonesia pada tahun 1955,” ujarnya di akun fanspage yang
telah memiliki lebih dari 43 ribu follower ini.
Menurut Habib Rizieq, kaum atheis, baik
dari kalangan Marxisme atau Leninisme mau pun Komunisme, menilai
bahwasanya agama adalah belenggu bagi kebebasan mental manusia. Dalam
pandangan mereka bahwa keyakinan akan adanya Tuhan adalah perbudakan
bagi jiwa manusia.
“Karenanya, manusia harus membebaskan
jiwanya dari perbudakan Tuhan melalui ‘Revolusi Mental’, sehingga
jiwanya terlepas dari segala belenggu keagamaan dan ketuhanan.”
Kaum Kiri di seluruh dunia, kata Habib
Rizieq, hingga zaman sekarang ini masih berprinsip bahwasanya manusia
hanya bisa maju jika telah berhasil membebaskan mentalnya dari
kungkungan ajaran agama apa pun. Itulah maksud ‘Revolusi Mental’ yang
sebenarnya.
Bahkan laum liberal di seluruh dunia pun
saat ini sedang menggandrungi istilah ‘Revolusi Mental’. Sepintas lalu,
ini hanya sebuah istilah, tapi sebenarnya ini adalah ‘perang
terminologi’ antara Islam di satu pihak dengan ‘revolusi akhlak’-nya dan
Komunis bersama liberal di pihak lain dengan ‘Revolusi Mental’ nya.
“Kini pertanyaan penting dan gentingnya
adalah; “Revolusi Mental” yang dicanangkan Jokowi sejak saat kampanye
hingga kini, maksudnya apa dan arahnya kemana?” demikian tanyanya.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko
Widodo (Jokowi) akhirnya resmi mencanangkan ‘Gerakan Nasional Revolusi
Mental’ bertepatan dengan pelaksanaan upacara HUT ke-43 Korpri yang
digelar di Lapangan Monas kemarin.
“Revolusi Mental” merupakan jargon yang diusung presiden terpilih Joko Widodo sejak masa kampanye Pemilu *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar