“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali
kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah
yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah. Mereka tidak
mengenal Allah dengan sebenar benarnya. Sesungguhnya Allah benar benar
Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS Al Hajj :73-74)
Ayat ini merupakan kemujizatan tersendiri pada waktu itu ketika Allah
menantang mereka (orang orang kafir) bahwa sesembahan selain Allah
tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, sebab penciptaan menjadi
milik prerogative Sang Pencipta yang tidak ada tandingannya.
Adapun tantangan lain, dan mukjizat besar yang terkandung dalam ayat
ini dan merupakan langkah maju mendahului sains modern sebagai berikut :
Ketika lalat mengambil sesuatu di makanan, ia mengeluarkan getah
khusus yang berasal dari air liurnya, lalu dengan kecepatan tinggi yang
diperkirakan mencapai sepersekian detik, getah tersebut sudah tercampur
dengan makanan , sehingga memudahkan lalat untuk menyerapnya dengan
belalainya.
Karena itu, makanan yang sudah dirampas lalat, meski remeh dan tidak
bernilai, tetap tidak bisa diselamatkan dan direbut kembali, sebab
dengan efek getah tersebut ia sudah berubah secara kimiawi menjadi
komposisi jenis khusus sebelum ke dalam perut lalat, sehingga orang
akan kewalahan untuk merebut kembali makanan yang telah dicuri lalat.
Ayat ini juga mengandung aspek kemukjizatan lain yang baru diketahui
seiring dengan kemajuan disiplin ilmu serangga, yaitu kemampuan lalat
dalam menularkan virus virus penyebab penyakit.
Manusia maupun sesembahan mereka selain Allah tidak akan mampu
menciptakan serangga lemah seperti lalat. Lebih dari itu, merekapun
tidak akan mampu merebut kembali sesuatu yang telah dirampas lalat,
entah itu makanan, minuman, kesehatan hingga sebabnya hilangnya nyawa.
Mereka bahkan jauh lebih lemah lagi, sementara Allah Maha Perkasa lagi
Maha Digdaya. Namun ironisnya, meminjam istilah Al Quran, mereka tidak
menghormati Allah dengan penghormatan sebagaimana mestinya. –
Kemukjizatan Al Quran dan Sunnah – Prof DR Yusuf al Hajj Ahmad)
Sumber:http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/ada-apa-dengan-lalat.htm#.V-_ySyghZzk
Sabtu, 01 Oktober 2016
Selasa, 16 Agustus 2016
Hukum Membajak Hak Cipta Menurut Islam
Ini adalah transkrip jawaban Buya Yahya (pengasuh Pondok Pesantren Al
Bahja Cirebon)
Sumber gambar: flickr |
Seorang jamaah pengajian bertanya pada Buya Yahya:
Assalammu ‘alaikum wr.wb Buya Yahya. Apa hukumnya berjualan pakaian
tiruan KW seperti merk Adidas, Nike, Levis d.l.l. ? wassalammu
‘alaikum wr.wb.
Jawab:
Wa’alaikum sallam. Dibahas para Ulama tentang hak cipta. Hak cipta
itu dilindungi karena ada nilainya disitu, seperti hak cipta buku dan
sebagainya. Maka meniru hak cipta, mencuri hak cipta haram hukumnya,
tidak diperkenankan. Ulama sudah menjelaskan. Karena apa? Pembajakan
adalah tidak dibenarkan. Merk itu waktu dia menyodorkan ada haknya.
Biarpun milik orang kafir sekalipun kita tidak boleh mencurinya.
Adidas adalah milik Yahudi misalnya. Bukan berarti kita boleh
mencurinya. Karena Islam tidak mengajari mencuri. Jadi kalau kita
memalsu, menggunakan merk orang lain itu namanya memalsu. Kalau kita
memalsu maka hukumnya haram. Islam tidak mengajari yang jelek.
Kita buat merk sendiri. Kenapa harus meniru merk orang. Mungkin
berpikir kalau merk sendiri gak ada yang kenal? Ow, berarti kamu
ingin menipu orang. Jadi ini palsu kau bilang asli. Jadi hukum
memalsu adalah haram. Maka jangan biasakan dengan yang seperti itu.
Buatlah merk sendiri yang indah. Merk Bandung misalnya.
Termasuk buku-buku juga tidak boleh dibajak. Kecuali jika oleh sang
pengarang sudah diizinkan. Misalnya oleh sang pengarang tulisannya
ditaruh di web yang bisa diakses siapa saja. Kalau didalam buku itu
ada tulisan hak cipta dilindungi. Itu karena yang mencetak ada
harapan untuk balik modal. Jangan berkata lho itu ilmu kok
disembunyikan?. Kalau ilmunnya tidak disembunyikan. Tapi yang
mencetak, yang mengetik, yang mendesain lay out, itu semua pakai
biaya. Dan kita menghargai hak orang lain. Tidak diperkenankan kita
mencuri hak cipta atau memalsukan merk.
Tapi kalau meniru misalnya orang membuat meja kita membuat meja,
orang membuat kursi kita membuat kursi, orang membuat baju kita
membuat baju itu lain cerita. Dan segala sesuatu yang kita lihat bisa
ditiru. Tidak ada larangan meniru. Anda buat kopyah model tertentu,
ada orang buat model yang sama silahkan. Tapi jangan diberi merek
yang sama. Sebaiknya tidak usah berusan dengan pelanggaran hak cipta.
Waallahu a’lam bishowab.
Senin, 15 Agustus 2016
Review Aplikasi "Penghasil" Pulsa Menurut Pengalaman Pribadi
Setelah berkutat dengan kesibukan yang seabrek-abrek, akhirnya ada
juga waktu luang untuk membuat postingan baru. Kali ini saya akan
membahas mengenai aplikasi “penghasil pulsa” berdasarkan
pengalaman pribadi saya. Aplikasi “penghasil pulsa” yang pernah
saya gunakan antara lain : Cashtree, pop slide, whaff, aji mumpung
dan yang terakhir coin mosnter.
Sumber gambar : google play |
Saya sudah berhasil menukarkan poin dalam bentuk pulsa sebesar Rp
5.000 sebanyak kali. Rata2 jarak antar penukaran pulsa adalah satu
minggu sekali. Jika ingin mencoba aplikasi ini silahkan kunjungi link
berikut https://invite.cashtree.id/ea9235. Jika prosedurnya benar maka akan mendapat cash 1000.
Sumber gambar : amasagayorbidin.blogspot.com |
Sumber gambar : www.dawndroid.com |
Sumber gambar : www.bilikupdate.com |
Sumber gambar : apk4gam.blogspot.com |
Nah, itulah beberapa aplikasi “penghasil pulsa” yang pernah dan
sedang saya pakai. Bila ada yang berminat silahkan download dari
google play. Lumayan buat penghematan pengeluaran beli pulsa.
Selasa, 09 Agustus 2016
Ternyata ‘Mereka’ Ikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW
Licik sungguh yahudi dan barat memperdayakan kita umat Islam, dengan
medianya untuk membuat opini yang berbeda dengan manfaatnya. Mereka
menganjurkan dengan produk dan advertorialnya dan menyuruh kita minum
susu sapi bubuk buatan mereka, tapi mereka sendiri minum susu kambing,
mereka minum apa yang diminum oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Mengapa kita tidak ikut nabi kita, kita ikuti saja rayuan orang yahudi itu tapi ternyata mereka mengikuti apa yang nabi kita makan dan minum.
“Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama. Mereka telah berputus asa untuk menyesatkan umat bertauhid dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kita tidak mengikutnya dalam perkara-perkara kecil”
Antara ‘Isu’ yang mereka gembar gemborkan dan telah dijadikan ikutan oleh kebanyakan dari kita, beberapa hal kecil yang mereka anggap berhasil dikalangan umat Islam adalah sebagai berikut :
1. Kita diajar dalam buku biologi, dalam buku gizi makanan (kajian dan terbitan dari ilmuan barat) bahwa kalau ingin dapatkan vitamin B dan kalau ingin tambah darah kita sebaiknya banyak memakan hati hewan dan hati ayam . Tetapi sebenarnya Nabi kita tidak pernah menganjurkan memakan organ dalam. Apakah kita ingin ikuti apa yang dianjurkan orang barat yang tidak beriman atau mengikuti ajaran Nabi kita? . Tahukah sebenarnya makan hati hewan/ayam dampaknya bisa melembabkan otak kita sebab hati merupakan organ dimana semua toksin/racun akan dikumpulkan dan dinetralkan. Jadi, kepekatan toksin/racun berkadar tinggi ada di hati hewan/ayam tersebut. Bila kita konsumsi hati tersebut otomatis kita konsumsi juga toksinnya maka dampaknya lembablah otak umat Islam sebab begitu percayanya dengan buku sains keluaran barat kafir ini.
2. Kita diajarkan dalam sains bahwa kopi tidak bagus untuk kesehatan. Namun sebenarnya kopi adalah salah satu minuman kegemaran Nabi kita selain susu dan madu. Coba lihat orang orang Yahudi, mereka penggemar minum kopi. Profesor di UK , terutama yang Yahudi, dihadapannya selalu ada segelas kopi di tangan mereka.
3. Kita diajar jangan terlalu banyak memakan kambing karena tingginya kolesterol, namun kambing juga adalah makanan Nabi kita. Seolah-olah buku sains ingin merendahkan makanan Nabi kita. Sebenarnya daging kambing adalah daging paling rendah kolesterol.
4. Kita diajar bahawa makan Fast Food adalah bagus, cepat dan instan, namun sebenarnya Fast Food asal AS adalah makanan yang sangat tinggi kandungan MSG dan kolesterolnya serta paling banyak lemak jenuhnya.
5. Para kafir ini juga menggalakkan dan mengiklankan bahwa minum dan makan makanan yang instan dan dibuat kesan modern , contohnya minuman soda berbagai merk . Minuman soda itu sangatlah beracun dan sangat tidak bagus untuk kesehatan (gula tinggi, berasam, pH dalam lingkungan 3.5, ada racun tersembunyi di kandungannya) . Dan kita ketagihan dengan makanan dan minumaan tersebut.
http://www.eramuslim.com/konsultasi/lifestyle/ternyata-mereka-ikuti-sunnah-nabi-muhammad-saw.htm#.V6m0kXSol_k
Mengapa kita tidak ikut nabi kita, kita ikuti saja rayuan orang yahudi itu tapi ternyata mereka mengikuti apa yang nabi kita makan dan minum.
“Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama. Mereka telah berputus asa untuk menyesatkan umat bertauhid dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kita tidak mengikutnya dalam perkara-perkara kecil”
Antara ‘Isu’ yang mereka gembar gemborkan dan telah dijadikan ikutan oleh kebanyakan dari kita, beberapa hal kecil yang mereka anggap berhasil dikalangan umat Islam adalah sebagai berikut :
1. Kita diajar dalam buku biologi, dalam buku gizi makanan (kajian dan terbitan dari ilmuan barat) bahwa kalau ingin dapatkan vitamin B dan kalau ingin tambah darah kita sebaiknya banyak memakan hati hewan dan hati ayam . Tetapi sebenarnya Nabi kita tidak pernah menganjurkan memakan organ dalam. Apakah kita ingin ikuti apa yang dianjurkan orang barat yang tidak beriman atau mengikuti ajaran Nabi kita? . Tahukah sebenarnya makan hati hewan/ayam dampaknya bisa melembabkan otak kita sebab hati merupakan organ dimana semua toksin/racun akan dikumpulkan dan dinetralkan. Jadi, kepekatan toksin/racun berkadar tinggi ada di hati hewan/ayam tersebut. Bila kita konsumsi hati tersebut otomatis kita konsumsi juga toksinnya maka dampaknya lembablah otak umat Islam sebab begitu percayanya dengan buku sains keluaran barat kafir ini.
2. Kita diajarkan dalam sains bahwa kopi tidak bagus untuk kesehatan. Namun sebenarnya kopi adalah salah satu minuman kegemaran Nabi kita selain susu dan madu. Coba lihat orang orang Yahudi, mereka penggemar minum kopi. Profesor di UK , terutama yang Yahudi, dihadapannya selalu ada segelas kopi di tangan mereka.
3. Kita diajar jangan terlalu banyak memakan kambing karena tingginya kolesterol, namun kambing juga adalah makanan Nabi kita. Seolah-olah buku sains ingin merendahkan makanan Nabi kita. Sebenarnya daging kambing adalah daging paling rendah kolesterol.
4. Kita diajar bahawa makan Fast Food adalah bagus, cepat dan instan, namun sebenarnya Fast Food asal AS adalah makanan yang sangat tinggi kandungan MSG dan kolesterolnya serta paling banyak lemak jenuhnya.
5. Para kafir ini juga menggalakkan dan mengiklankan bahwa minum dan makan makanan yang instan dan dibuat kesan modern , contohnya minuman soda berbagai merk . Minuman soda itu sangatlah beracun dan sangat tidak bagus untuk kesehatan (gula tinggi, berasam, pH dalam lingkungan 3.5, ada racun tersembunyi di kandungannya) . Dan kita ketagihan dengan makanan dan minumaan tersebut.
http://www.eramuslim.com/konsultasi/lifestyle/ternyata-mereka-ikuti-sunnah-nabi-muhammad-saw.htm#.V6m0kXSol_k
Sabtu, 06 Agustus 2016
Migrasi dari Bajakan Menuju Legal
Sudah
lebih dari seminggu saya tidak menggunakan IDM untuk download file.
Bukan karena anti dengan IDM, tapi karena masa trial sudah habis.
Sebenarnya mudah saja bagi saya untuk mencari crack jika mau. Tapi
tidak saya lakukan karena saya sudah berkomitmen sedikit demi sedikit
untuk meninggalkan produk bajakan. Lagi pula jika niat beli harganya
relatif murah sekitar 250 ribuan lisensi berlaku selamanya. Tapi saat
ini saya sedang punya prioritas lain maka harus cari download manager
lain yang gratis. Pilihan pertama tentu jatuh pada FDM, yang sudah
saya kenal lama. Setelah menggunakan beberapa saat ternyata
kemampuannya beda tipis dengan IDM.
Perbedaan
yang mencolok adalah saat memutar video online. Jika pakai IDM di
atas web player ada panel download video. Jadi download video online
tidak ribet. Sedang pakai FDM panel donwload hanya ada di situs
Youtube, di situs video online lain tidak ada. Tapi masih bisa
disiasati. Selain FDM saya juga pakai XDM. Hampir sama juga dengan
IDM.
Untuk
menguatkan komitmen saya migrasi dari produk bajakan ke produk legal
maka produk bajakan lain juga saya hapus. Antara lain dulu untuk
memanage komputer saya menggunakan Tune Up Utilites bajakan sekarang
saya ganti pakai Glary Utilities yang gratis. Perbedaan yang paling
mencolok diantara keduanya adalah harga.
Untuk
membuat konsep 3D dulu saya menggunakan Sketchup Pro bajakan. Tapi
sekarang saya menggunakan Sketchup Make yang gratis.
Untuk
mengetik sehari-hari saya menggunakan Libre Office. Sebenarnya di
komputer saya ada Microsoft Office (bajakan) tapi saya pakai hanya
jika dalam keadaan darurat, misal untuk bertukar dokumen. Kalau mau
yang tampilan dan fitur mirip Microsoft Office pakai saja Kingsoft
Office.
Untuk
convert multimedia dulu saya pakai Any Video Converter Ultimate. Tapi
sekarang sudah saya tinggalkan dan beralih ke Freemake Video
Converter yang setelah saya coba ternyata lebiah power full.
Begitu
juga untuk perlindungan komputer, jika dulu saya membajak Kaspersky
Internet Security sekarang saya pakai Avast free. Saya pakai Avast
karena fiturnya hampir mirip dengan kaspersky dan bisa diupdate
secara offline.
Software
burning cd juga saya ganti. Dulu saya menggunakan Power 2 Go 9
Ultimate. Sekarang saya ganti Power 2 Go 7 bawaan DVD writer.
Perbedaan fiturnya di Power 2 Go 0 Ultimate ada fitur burning dvd
video.
Untuk
membuka file rar saya tetap menggunakan Winrar. Bedanya jika dulu
bajakan sekarang versi trial.
Editing
audio jika dulu saya menggunakan Adobe Audition, sekarang saya
menggunakan Audacity.
Untuk
video editor yang dulunya menggunakan Sony Vegas bajakan sekarang
saya menggunakan Lightwork.
Dulu
untuk mengetahui suhu dan kondisi harddisk saya membajak harddisk
sentinel. Tapi sekarang saya menggunakan Crystal disk info.
Dulu
untuk membuat desain kontruksi saya menggunakan Auto cad bajakan.
Sekarang saya bermigrasi ke Nano cad.
Untuk
membuat desain 3D dulu saya menggunakan 3ds max bajakan, sekarang
saya menggunakan blender.
Software
pembuat gambar vector yang dulunya saya menggunakan Corel Draw
sekarang saya menggunakan Inkscape.
Photo
editor dulu saya pakai Adobe Photoshop, sekarang saya pakai Gimp.
Fitur yang saya butuhkan sudah ada di Gimp
Itulah
beberapa software yang saya migrasikan. Sedang untuk OS saya masih
pakai Windows (bajakan), semoga suatu saat bisa membeli Windows yang
asli. Untuk produk yang sifatnya konsumtif seperti lagu dan film saya
menyiasatinya :
-
Untuk lagu saya berlangganan layanan musik Joox. Harga berlangganan bulanan relatif murah.
-
Untuk film sepertinya saya harus pergi ke rental vcd ori.
-
Untuk game, saya menginstal game di hp android.
Semoga
tulisan saya ini bisa menginspirasi kalian untuk lebih menghargai
karya orang lain. Karena jerih payah tidak mendapat hasil itu rasanya
sangat sakit.
Kamis, 04 Agustus 2016
Pemasangan kipas CPU
Sirkulasi
udara yang lancar membuat PC saya jadi lebih adem. Ya, itulah yang
baru saya alami. Sebelumnya saya menerapkan pemasangan kipas CPU
secara amburadul tanpa memikirkan sirkulasi udara yang benar.
Akibatnya udara dalam CPU menjadi bertabrakan. Sehingga tidak terjadi
penurunan suhu yang optimal. Padahal di dalam CPU ada 6 kipas total,
tapi suhu dalam CPU tetap panas.
Setelah
memahami kaidah bahwa udara panas selalu naik ke atas, maka saya
menerapkan aliran udara satu arah. Pertama kipas yang di depan
(sekaligus sebagai pendingin harddisk) kipas 1 mengalirkan
udara masuk sambil membuang panas hardisk.
Lalu udara panas dari
harddisk tadi mengalir ke atas dan dikeluarkan kipas nomor 2 dan 3.
Pada kipas nomor 3 biasanya digunakan sebagai aliran udara masuk.
Tapi di sini saya gunakan sebagai aliran udara keluar karena untuk
membuang udara panas yang naik ke atas.
Setelah
saya menerapkan cara ini suhu harddisk, prosesor dan motherboard
mengalami penurunan yang siknifikan. Jika sebelumnya pada penggunaan
normal suhu harddisk berkisar 44°c,
sekarang kurang dari 40ºc.
Suhu prosesor jika sebelumnya 41ºc
kini berkisar 37ºc.
Jumat, 01 Juli 2016
Hisab dan Rukyat
Ustadz selama ini kita disibukkan penentuan awal Ramadhan dan Syawal. Sebagian ada yang menggunakan ilmu hisab, sebagian ada yang berpedoman rukyat. Bagaimanakah sikap kita seharusnya?
Jawaban :
Para ulama berselisih pendapat di dalam menentukan awal bulan Ramadhan apakah dengan cara melihat bulan langsung (rukyat) atau dengan cara hisab.
Pendapat Pertama : mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan cara melihat bulan secara langsung (rukyat) dan tidak boleh menggunakan hisab. Ini adalah pendapat mayoritas ulama salaf dan khalaf, termasuk di dalamnya Imam Madzhab yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi’I, dan Ahmad).
Dalil mereka adalah sebagai berikut :
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat bulan secara langsung. Jika bulan tersebut terhalang oleh awan, hendaknya disempurnakan bilangan bulan hingga tiga puluh hari. Inilah maksud lafadh “faqduru lahu” dalam hadits di atas setelah menjama’ beberapa riwayat yang ada.
Pendapat Kedua : mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan dengan menggunakan hisab. Ini adalah pendapat Mutharrif bin Abdullah, Ibnu Suraij, dan Ibnu Qutaibah. Mereka berdalil dengan hadits riwayat muslim di atas ( lihat hadits no 1 ) , hanya saja kelompok ini menafsirkan lafadh “faqduru lahu” dengan ilmu hisab. Yaitu jika bulan tersebut tertutup dengan mendung, maka pergunakanlah ilmu hisab.
Dari dua pendapat di atas, maka pendapat yang lebih kuat adalah pendapat mayoritas ulama yang mengatakan bahwa untuk menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal adalah dengan cara melihat bulan secara langsung (rukyat), tetapi dibolehkan menggunakan alat bantu seperti teropong dan lain-lainnya. Demikian pula diperbolehkan menggunakan hitungan hisab, tetapi hanya sebagai pembantu dan penopang dari rukyat.
Selain dalil-dalil yang telah diungkap di atas, ada dalil lain yang menguatkan pendapat mayoritas ulama,yaitu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Artinya hadits di atas adalah untuk menentuan awal bulan, umat Islam tidak diwajibkan untuk mempelajari ilmu hisab. Karena Allah telah memberikan cara yang lebih mudah dan bisa dilakukan oleh banyak orang, yaitu rukyat.
Ini bukan berarti umat Islam dilarang mempelajari ilmu tersebut, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada umatnya agar selalu menuntut ilmu pengetahuan selama hal itu membawa maslahat dalam kehidupan manusia ini. Akan tetapi maknanya bahwa ajaran Islam ini mudah dan bisa dicerna oleh semua kalangan, dan bisa dipraktekan oleh semua orang.
Selain itu di dalam ilmu hisab (ilmu falak) telah terjadi perbedaan pendapat yang sangat banyak. Ada yang menetapkan bahwa awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima’. Sebagian yang lain menetapkan bahwa awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima’ ditambahkan bahwa pada saat terbenam matahari tersebut, Hilal (bulan) sudah wujud di atas ufuk. Ini sering disebut dengan model “wujudul hilal.”
Bahkan ada kelompok yang mensyarakatkan wujud bulan di atas ufuk tersebut dengan imkanur rukyat (berdasarkan perkiraan mungkin tidaknya hilal dirukyat). Kelompok yang menggunakan model “imkanu al rukat” inipun berbeda pendapat di dalam menentukan batasannya. Ada yang memegang dengan batasan 2 derajat, ada yang memakai 5 derajat. Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan yang tidak mungkin diungkap di sini.
Inilah mengapa umat Islam di Indonesia belum bisa bersatu di dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal, karena masing-masing dari aliran ilmu hisab (ilmu falak) memegang prinsipnya masing-masing, dan tidak mau mengalah sehingga persatuan Islam sulit terwujud.
Untuk mengurangi perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam dalam menyikapi perbedaan cara menentukan awal bulan tersebut, para ulama menfatwakan bahwa sebaiknya umat Islam mengikuti awal bulan Ramadhan dan Syawal yang telah ditentukan oleh pemerintah di negara masing-masing. Untuk negara Indonesia umpamanya, hendaknya seluruh rakyat mengikuti apa yang telah diputuskan pemerintah melalui sidang itsbat yang dihadiri seluruh ormas Islam. Itu semua demi maslahat persatuan. Wallahu A’lam.* (Dr Ahmad Zain An Najah)
Sumber: Hidayatullah
Jawaban :
Para ulama berselisih pendapat di dalam menentukan awal bulan Ramadhan apakah dengan cara melihat bulan langsung (rukyat) atau dengan cara hisab.
Pendapat Pertama : mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan cara melihat bulan secara langsung (rukyat) dan tidak boleh menggunakan hisab. Ini adalah pendapat mayoritas ulama salaf dan khalaf, termasuk di dalamnya Imam Madzhab yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi’I, dan Ahmad).
Dalil mereka adalah sebagai berikut :
- Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ ، وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى
تَرَوْهُ فَإِنْ أُغْمِىَ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ فِي رِوَايَةٍ
فَأَقْدِرُوا ثَلاَثِينَ
” Jangan kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, dan jangan
berbuka sampai melihatnya lagi, jika bulan tersebut tertutup awan, maka
sempurnakan bulan tersebut sampai tiga-puluh.” (HR Muslim)- Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ
“Berpuasalah karena kalian melihat bulan, dan berbukalah ketika kalian melihat bulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)- Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلاَلَ فَصُومُوا ، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا
” Jika kalian melihat hilal (Ramadhan) , maka berpuasalah, dan jika kalian melihat hilal ( Syawal ), maka berbukalah.” (HR Muslim).Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat bulan secara langsung. Jika bulan tersebut terhalang oleh awan, hendaknya disempurnakan bilangan bulan hingga tiga puluh hari. Inilah maksud lafadh “faqduru lahu” dalam hadits di atas setelah menjama’ beberapa riwayat yang ada.
Pendapat Kedua : mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan dengan menggunakan hisab. Ini adalah pendapat Mutharrif bin Abdullah, Ibnu Suraij, dan Ibnu Qutaibah. Mereka berdalil dengan hadits riwayat muslim di atas ( lihat hadits no 1 ) , hanya saja kelompok ini menafsirkan lafadh “faqduru lahu” dengan ilmu hisab. Yaitu jika bulan tersebut tertutup dengan mendung, maka pergunakanlah ilmu hisab.
Dari dua pendapat di atas, maka pendapat yang lebih kuat adalah pendapat mayoritas ulama yang mengatakan bahwa untuk menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal adalah dengan cara melihat bulan secara langsung (rukyat), tetapi dibolehkan menggunakan alat bantu seperti teropong dan lain-lainnya. Demikian pula diperbolehkan menggunakan hitungan hisab, tetapi hanya sebagai pembantu dan penopang dari rukyat.
Selain dalil-dalil yang telah diungkap di atas, ada dalil lain yang menguatkan pendapat mayoritas ulama,yaitu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسُبُ، الشَّهْرُ
هكَذَا وَهكَذَا يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ، وَمَرَّة
ثَلاَثِينَ
“Sesungguhnya kita (umat Islam) adalah umat yang ummi, tidak menulis dan menghitung, bulan itu jumlahnya 29 hari atau 30 hari.”(HR Bukhari dan Muslim)Artinya hadits di atas adalah untuk menentuan awal bulan, umat Islam tidak diwajibkan untuk mempelajari ilmu hisab. Karena Allah telah memberikan cara yang lebih mudah dan bisa dilakukan oleh banyak orang, yaitu rukyat.
Ini bukan berarti umat Islam dilarang mempelajari ilmu tersebut, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada umatnya agar selalu menuntut ilmu pengetahuan selama hal itu membawa maslahat dalam kehidupan manusia ini. Akan tetapi maknanya bahwa ajaran Islam ini mudah dan bisa dicerna oleh semua kalangan, dan bisa dipraktekan oleh semua orang.
Selain itu di dalam ilmu hisab (ilmu falak) telah terjadi perbedaan pendapat yang sangat banyak. Ada yang menetapkan bahwa awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima’. Sebagian yang lain menetapkan bahwa awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima’ ditambahkan bahwa pada saat terbenam matahari tersebut, Hilal (bulan) sudah wujud di atas ufuk. Ini sering disebut dengan model “wujudul hilal.”
Bahkan ada kelompok yang mensyarakatkan wujud bulan di atas ufuk tersebut dengan imkanur rukyat (berdasarkan perkiraan mungkin tidaknya hilal dirukyat). Kelompok yang menggunakan model “imkanu al rukat” inipun berbeda pendapat di dalam menentukan batasannya. Ada yang memegang dengan batasan 2 derajat, ada yang memakai 5 derajat. Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan yang tidak mungkin diungkap di sini.
Inilah mengapa umat Islam di Indonesia belum bisa bersatu di dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal, karena masing-masing dari aliran ilmu hisab (ilmu falak) memegang prinsipnya masing-masing, dan tidak mau mengalah sehingga persatuan Islam sulit terwujud.
Untuk mengurangi perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam dalam menyikapi perbedaan cara menentukan awal bulan tersebut, para ulama menfatwakan bahwa sebaiknya umat Islam mengikuti awal bulan Ramadhan dan Syawal yang telah ditentukan oleh pemerintah di negara masing-masing. Untuk negara Indonesia umpamanya, hendaknya seluruh rakyat mengikuti apa yang telah diputuskan pemerintah melalui sidang itsbat yang dihadiri seluruh ormas Islam. Itu semua demi maslahat persatuan. Wallahu A’lam.* (Dr Ahmad Zain An Najah)
Sumber: Hidayatullah
Senin, 27 Juni 2016
Kenapa Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?
Amalan penting untuk kita dibulan Ramadhan karena nilainya Allah
lipatgandakan, dan terutama kepada kaum wanita dalam hadits shahih
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menganjurkan para wanita
untuk perbanyak sedekah sebagai naungannya di akhirat kelak, karena
banyak penghuni neraka dari kaum wanita.
Simaklah nasihat dari Syeikh Maher al’Mueaqly hafidzahullah [Imam Masjidil Haram]:
Kenapa Seorang Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?
Sebagaimana firman Allah:
Kenapa dia tidak mengatakan,
“Maka aku dapat melaksanakan umroh” atau
“Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa” dll?
Berkata para ulama,
Tidaklah seorang mayit menyebutkan “sedekah” kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal…
Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya…
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,
“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” (HR. Ahmad)
Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yang sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka…
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya”. (HR. Bukhari & Muslim)
Dan, biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah…
Dan sedekah yang “paling utama” saat ini adalah; menyebarkan tulisan ini dengan niat sedekah.
Karena siapa saja yang mempraktekkan isi tulisan ini, dan mengajarkannya untuk generasi berikutnya, maka pahala-nya akan kembali kepada anda in-syaa Allah.(ts/portalpiyungan)
Sumber : eramuslim
Simaklah nasihat dari Syeikh Maher al’Mueaqly hafidzahullah [Imam Masjidil Haram]:
Kenapa Seorang Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?
Sebagaimana firman Allah:
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
“Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku
sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah…” {QS. Al Munafiqun: 10}Kenapa dia tidak mengatakan,
“Maka aku dapat melaksanakan umroh” atau
“Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa” dll?
Berkata para ulama,
Tidaklah seorang mayit menyebutkan “sedekah” kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal…
Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya…
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,
“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” (HR. Ahmad)
Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yang sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka…
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya”. (HR. Bukhari & Muslim)
Dan, biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah…
Dan sedekah yang “paling utama” saat ini adalah; menyebarkan tulisan ini dengan niat sedekah.
Karena siapa saja yang mempraktekkan isi tulisan ini, dan mengajarkannya untuk generasi berikutnya, maka pahala-nya akan kembali kepada anda in-syaa Allah.(ts/portalpiyungan)
Sumber : eramuslim
Jumat, 15 April 2016
Alasan saya meninggalkan windows 10 dan kembali pada windows 7
Sempat menggunakan windows 10 selama kurang lebih lima bulan akhirnya saya
kembali menggunakan windows 7. Sebenarnya secara tampilan windows 10 memang
sangat bagus. Dan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan windows 10 jauh lebih
bagus dari windows versi sebelumnya. Tapi karena saya mengalami beberapa hal
yang menurut saya cukup mengganggu produktifitas.
Alasan itu antara lain :
1.
Setelah komputer dinyalakan, saat mengakses
explore memerlukan waktu hingga sekian detik lebih lama jika dibandingkan saat
mengakses explore windows 7 . Jadi saya harus menunggu beberapa saat, ketika
mengakses file. Hal ini tidak terjadi pada windows 7. Mungkin juga harddisk
yang saya miliki terlalu jadul untuk windows 10.
2.
Saya sering mengaktifkan mode sleep ketika
komputer harus saya tinggal dalam waktu yang cukup lama. Di windows 10 baru
masuk mode sleep kurang lebih selama 5 detik ternyata komputer menyala sendiri
dan ini terjadi berulang-ulang kali. Tapi hal ini tidak terjadi ketika saya
menggunakan windows 7. Saat menggunakan windows 7 komputer tidak akan menyala
jika saya tidak menyalakannya. Tidak tahu juga apakah karena ada pengaturan
yang tidak saya tahu di windows 10 atau memang windows 10 saya harus di update
untuk memperbaiki bug.
3.
Di windows 10 saya tidak bisa memilih update yang
harus saya prioritaskan untuk di instal. Karena windows update berjalan
otomatis. Untuk pengguna yang internetnya berdasarkan kouta seperti saya, hal
ini tentu sangat memberatkan.
4.
Pernah ada isu bahwa windows 10 akan menghapus
software bajakan di komputer pengguna. Dan ini benar terjadi pada saya.
Software microsoft office, corel video editor, dan adobe audition yang saya
pakai jadi korban. Tentu saja hal ini sangat mengganggu bagi pengguna bajakan
seperti saya.
5.
Yang terakhir adalah masalah driver, terutama
driver handphone saat saya menghubungkan handphone saya dengan komputer
berwindows 10. Maklum saja handphone saya handphone jadul.
6.
Windows 10 lebih cocok digunakan untuk yang kuota
internetnya melimpah. Karena memang windows 10 sebagian besar layanannya
berbasis internet. Tidak cocok buat saya yang kuota internetnya pas-pasan (he
he he)
Itulah beberapa alasan kenapa saya meninggalkan windows 10. Berbeda
hardware mungkin saja berbeda yang dialami oleh pengguna lain.
Hardware yang saya pakai :
·
Prosesor
amd athlon II x2 250
·
Amd radeon hd 6570
·
Ram 4gb (2x2gb)
·
Harddisk western digital 320 gb
·
Psu fsp hexa 400 watt
Jumat, 04 Maret 2016
Cari Uang atau Cari Rezeki? [2]
Kuncinya, jika diberi rezeki, bersyukurlah. Jika rezeki sedang seret,
maka bersabarlah. Diakui, hal ini mudah diucapkan namun sulit
dipraktekkan
Bertawakal, yakin kepada Allah. Percaya sepenuhnya bahwa Allah adalah Maha Pemberi rezeki. Bukan direktur, boss, komandan, petinggi, pembeli, atau siapapun itu. Mereka hanya sebagai perantara yang Allah titipkan harta. Olehnya tak perlu terlalu berlebihan memuja mereka layaknya dewa bagi orang musyrik. Usaha menjemput rezeki haruslah sepadan. Hendak meminta uang saja, apakah sopan bila kita memaksa? Tentu ada adabnya. Sama halnya dengan mencari rezeki, berbaik budi di hadapan mereka, bukan berarti lalu meninggalkan kewajiban sebagai hamba Allah.
Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan dalam menjemput rezeki:
Pertama: Mulakan dengan hal yang baik
Allah berfirman:
Bagi orang beriman, hendaknya memperhatikan apa yang masuk ke dalam jasadnya dan apa yang dikerjakan. Rezeki yang baik hanya datang dari jalan yang baik pula. Tidak mengambil hak orang lain, menafikan kewajiban, dan lainnya yang tak sesuai dengan ajaran agama.
Kedua: Berusaha dan bekerja
Allah berfirman:
Berusaha dan bekerja sesuai porsinya dan berhenti bekerja ketika tiba waktu beribadah. Tidak menzhalimi tubuhnya sendiri dan tidak menzhalimi orang lain, termasuk istri, anak atau keluarga. Terkadang dalih menafkahi keluarga dan mencari penghidupan membuat orang itu lantas menghabiskan waktu sepanjang hari. Tidak memperhatikan kesehatan apalagi keutuhan keluarga. Perintah bekerja dan berusaha dalam ayat di atas bukan pula pembenaran dalam mencintai dunia secara berlebihan.
Ketiga: Bersabar dan bersyukur
Inilah kuncinya. Jika diberi rezeki, bersyukurlah. Jika rezeki sedang seret, maka bersabarlah. Diakui, hal ini mudah diucapkan namun sulit dipraktekkan. Namun itulah fungsi belajar. Sebab belajar bersabar dan bersyukur ini berlaku seumur hidup manusia, tanpa kecuali. Hatta mereka yang aktif mengaji dan berlevel ustadz juga akan terus belajar dengan dua kata kunci ini, bersyukur dan bersabar.
Keempat: Zakat, Infaq, Sedekah
Firman Allah:
Dalam ajaran Islam, harta yang dimiliki sesungguhnya adalah harta yang diinfakkan kepada orang lain. Mulailah belajar bersedekah kepada yang terdekat. Lihatlah, adakah orangtua sudah tidak kekurangan? Lalu saudara, keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar.
Kelima: Silaturahim
Percaya atau tidak, terkadang rezeki itu datang dengan jalan silaturahim. Umur dipanjangkan, hidup dibahagiakan, kesehatan diberikan, dan banyak lagi manfaat silaturahim tersebut. Hal ini bukan dibuat-buat, sebab Nabi yang mengajarkan demikian. Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturahim.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Keenam: Jangan lupakan majelis ilmu
Makin sering mendengarkan pencerahan, niscaya hati kian mudah dikendalikan. Dengan mengingat dan mendengar ayat-ayat Allah, hidup akan menjadi tenang. Di antara manfaat yang lain adalah berkesempatan hidup bersama orang-orang saleh. Hal itu akan menjadikan diri selalu terkendali. Ada yang mengingatkan kala diri lupa, menguatkan saat terjatuh, dan mengambil pelajaran atas setiap kesalahan yang pernah dilakukan.*/Rizki N. Dyah, pegiat komunitas penulis Malika
Bertawakal, yakin kepada Allah. Percaya sepenuhnya bahwa Allah adalah Maha Pemberi rezeki. Bukan direktur, boss, komandan, petinggi, pembeli, atau siapapun itu. Mereka hanya sebagai perantara yang Allah titipkan harta. Olehnya tak perlu terlalu berlebihan memuja mereka layaknya dewa bagi orang musyrik. Usaha menjemput rezeki haruslah sepadan. Hendak meminta uang saja, apakah sopan bila kita memaksa? Tentu ada adabnya. Sama halnya dengan mencari rezeki, berbaik budi di hadapan mereka, bukan berarti lalu meninggalkan kewajiban sebagai hamba Allah.
Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan dalam menjemput rezeki:
Pertama: Mulakan dengan hal yang baik
Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا لله إن كنتم إياه تعبدون
“Hai orang-orang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah [2]: 172).Bagi orang beriman, hendaknya memperhatikan apa yang masuk ke dalam jasadnya dan apa yang dikerjakan. Rezeki yang baik hanya datang dari jalan yang baik pula. Tidak mengambil hak orang lain, menafikan kewajiban, dan lainnya yang tak sesuai dengan ajaran agama.
Kedua: Berusaha dan bekerja
Allah berfirman:
فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيرا لعلكم تفلحون
“Jika telah ditunaikan shalat Jum’at, maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.” (QS. Al-Jumuah [62]: 10)Berusaha dan bekerja sesuai porsinya dan berhenti bekerja ketika tiba waktu beribadah. Tidak menzhalimi tubuhnya sendiri dan tidak menzhalimi orang lain, termasuk istri, anak atau keluarga. Terkadang dalih menafkahi keluarga dan mencari penghidupan membuat orang itu lantas menghabiskan waktu sepanjang hari. Tidak memperhatikan kesehatan apalagi keutuhan keluarga. Perintah bekerja dan berusaha dalam ayat di atas bukan pula pembenaran dalam mencintai dunia secara berlebihan.
Ketiga: Bersabar dan bersyukur
Inilah kuncinya. Jika diberi rezeki, bersyukurlah. Jika rezeki sedang seret, maka bersabarlah. Diakui, hal ini mudah diucapkan namun sulit dipraktekkan. Namun itulah fungsi belajar. Sebab belajar bersabar dan bersyukur ini berlaku seumur hidup manusia, tanpa kecuali. Hatta mereka yang aktif mengaji dan berlevel ustadz juga akan terus belajar dengan dua kata kunci ini, bersyukur dan bersabar.
Keempat: Zakat, Infaq, Sedekah
Firman Allah:
قل إن ربي يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه وهو خير الرازقين
“Dan apa-apa yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba [34]: 39).Dalam ajaran Islam, harta yang dimiliki sesungguhnya adalah harta yang diinfakkan kepada orang lain. Mulailah belajar bersedekah kepada yang terdekat. Lihatlah, adakah orangtua sudah tidak kekurangan? Lalu saudara, keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar.
Kelima: Silaturahim
Percaya atau tidak, terkadang rezeki itu datang dengan jalan silaturahim. Umur dipanjangkan, hidup dibahagiakan, kesehatan diberikan, dan banyak lagi manfaat silaturahim tersebut. Hal ini bukan dibuat-buat, sebab Nabi yang mengajarkan demikian. Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturahim.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Keenam: Jangan lupakan majelis ilmu
Makin sering mendengarkan pencerahan, niscaya hati kian mudah dikendalikan. Dengan mengingat dan mendengar ayat-ayat Allah, hidup akan menjadi tenang. Di antara manfaat yang lain adalah berkesempatan hidup bersama orang-orang saleh. Hal itu akan menjadikan diri selalu terkendali. Ada yang mengingatkan kala diri lupa, menguatkan saat terjatuh, dan mengambil pelajaran atas setiap kesalahan yang pernah dilakukan.*/Rizki N. Dyah, pegiat komunitas penulis Malika
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Cari Uang atau Cari Rezeki? [1]
Mari menjemput rezeki. Sebab Allah telah cukup membagi. Mungkin cara
kita menjemput rezeki yang belum benar. Mulai dari mengabaikan adzan,
melupakan doa, meninggalkan silaturahim, menafikan ridha orang tua.
Buta Mata Tak Buta Hati: Penyandang tuna netra ini menggunakan tongkat menyusuri jalan menjemput rizki Allah.
Buta Mata Tak Buta Hati: Penyandang tuna netra ini menggunakan tongkat menyusuri jalan menjemput rizki Allah.
"Zaman sekarang susah cari uang. Apa-apa
serba mahal. Hidup makin susah saja rasanya,” Seorang Ibu penjaja
makanan ringan menggerutu sambil mengipasi tubuhnya dengan tangan.
Awalnya aku tak paham kalau ia berbicara kepadaku.
“Mbak nggak susah ya cari uang? Apalagi pakaiannya seperti
itu,” tatapannya seakan memberi penilaian atas busana yang kukenakan
lengkap dengan niqab (cadar) yang menutupi wajahku. Kuperhatikan, kedua bola matanya bahkan hinggap sampai ke sepasang kaus kaki yang kukenakan.
Jujur, aku sama sekali tak merasa tersinggung. Kuyakini, tak ada maksud dan tendensi apapun atas pertanyaan ibu tersebut. Olehnya, aku hanya membalas dengan senyum. Kata orang, guratan senyum yang tersembunyi tetap bisa terlihat dari mata seorang perempuan.
“Rezeki itu nggak akan tertukar, Ibu. Usaha juga nggak akan berkhianat pada hasil insya Allah. Tapi ya usahanya bukan cuma ototnya saja. Tapi juga sujudnya. Alhamdulillah Ibu, saya seperti ini karena memang saya menghargai apa yang Allah berikan kepada saya. Saya merasakan bahwa Allah juga menghargai penghargaan saya atasnya. Saya berdagang, Ibu. Awalnya memang sulit. Tapi kemudahan demi kemudahan Allah berikan jalan.”
“Sudah Mbak. Saya sudah banyak amalan. Tapi hidup masih tetap seperti ini saja,” kalimat itu seakan keluar begitu saja dari mulut ibu tersebut. Lahir dari tatapan nanar mengarah pada serombongan pelancong yang berjalan santai membawa beberapa barang belanjaan. Lalu ia mengeluarkan selembar kertas yang terselip di keranjang dagangannya. Ayat sejuta dinar.
Apa yang selama ini kita cari?
Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) berfirman:
Rezeki, jodoh dan maut adalah rahasia Allah. Hak mutlak dari Rabb Pemilik alam semesta. Dialah yang mengatur semua keadaan makhluk-makhluk-Nya. Begitu indah, teratur, adil, dan
bijaksana. Semuanya diciptakan berpasang-pasangan. Ada kaya dan miskin, ada laki-laki dan perempuan, ada nikmat dan musibah, dan sebagainya.
Dalam agama Islam, istilah rezeki bermakna luas. Tidak hanya berarti setumpuk uang atau materi lainnya. Terkadang manusia lupa, hanya memandang rezeki berupa segepok materi saja. Orang itu lupa bahwa hidup, nafas, sehat, lapang, senyum, bahagia, iman dan semua pemberian dari Allah, merupakan rezeki yang sangat mahal dan berharga. Ia bahkan tidak mampu terbeli dengan uang, berapapun banyaknya yang dipunyai.
Allah berfirman:
Lihatlah, sejak dini betapa sesungguhnya Allah sendiri menyatakan bahwa takut miskin (berfikir berlebihan tentang materi) adalah tipu daya setan. Zaman ini, kita berlomba-lomba mencari kehidupan. Menakar segala bentuk sukses, bahagia dan lapang, hanya dengan pendapatan, asset dan kekayaan. Mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan iman dan aqidah sebagai seorang Muslim, demi menumpuk pundi-pundi uang.
Akibatnya syukur lalu terpinggir sampingkan. Setiap waktunya hanya merasa haus dan dahaga akan sesuatu yang lebih yang belum ia punyai. Halal dan haram, teman apalagi kawan, bahkan saudara tak lagi memberi pengaruh nyata. Kini uang menjadi tujuan utama. Jangankan saat sehat, sakitpun rela melakukan apapun.
Tak ada yang salah dengan dalih mencari nafkah untuk keluarga, agar kehidupan keluarga menjadi layak dan tidak dipandang sebelah mata. Pun demikian, tak ada yang keliru jika seorang Muslim itu kaya dan berharta banyak. Hanya saja, ada beberapa hal yang patut diluruskan sehak dini. Bahwa uang itu bukan segalanya, meski biasanya semua butuh uang. Namun mari benahi, yaitu segalanya juga tidak perlu dikorbankan untuk uang.
Mari menjemput rezeki. Sebab Allah telah cukup membagi. Mungkin cara kita menjemput rezeki yang belum benar. Mulai dari mengabaikan adzan, melupakan doa, meninggalkan silaturahim, menafikan ridha orang tua, kurang berzakat dan sedekah. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Sang Pemberi rezeki..
Nabi Shallallahu alaihi wasallam (Saw) bersabda:
“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki. Ia terbang di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di petang hari dengan perut yang telah kenyang.” (Riwayat Ahmad). .*/Rizki N. Dyah, pegiat komunitas penulis Malika
Jujur, aku sama sekali tak merasa tersinggung. Kuyakini, tak ada maksud dan tendensi apapun atas pertanyaan ibu tersebut. Olehnya, aku hanya membalas dengan senyum. Kata orang, guratan senyum yang tersembunyi tetap bisa terlihat dari mata seorang perempuan.
“Rezeki itu nggak akan tertukar, Ibu. Usaha juga nggak akan berkhianat pada hasil insya Allah. Tapi ya usahanya bukan cuma ototnya saja. Tapi juga sujudnya. Alhamdulillah Ibu, saya seperti ini karena memang saya menghargai apa yang Allah berikan kepada saya. Saya merasakan bahwa Allah juga menghargai penghargaan saya atasnya. Saya berdagang, Ibu. Awalnya memang sulit. Tapi kemudahan demi kemudahan Allah berikan jalan.”
“Sudah Mbak. Saya sudah banyak amalan. Tapi hidup masih tetap seperti ini saja,” kalimat itu seakan keluar begitu saja dari mulut ibu tersebut. Lahir dari tatapan nanar mengarah pada serombongan pelancong yang berjalan santai membawa beberapa barang belanjaan. Lalu ia mengeluarkan selembar kertas yang terselip di keranjang dagangannya. Ayat sejuta dinar.
Apa yang selama ini kita cari?
Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) berfirman:
قل إن ربي يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه وهو خير الرازقين
“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa
yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan menyempitkan (siapa
yang dikehendakiNya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka
Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Surah Saba’ [34]: ayat 39)Rezeki, jodoh dan maut adalah rahasia Allah. Hak mutlak dari Rabb Pemilik alam semesta. Dialah yang mengatur semua keadaan makhluk-makhluk-Nya. Begitu indah, teratur, adil, dan
bijaksana. Semuanya diciptakan berpasang-pasangan. Ada kaya dan miskin, ada laki-laki dan perempuan, ada nikmat dan musibah, dan sebagainya.
Dalam agama Islam, istilah rezeki bermakna luas. Tidak hanya berarti setumpuk uang atau materi lainnya. Terkadang manusia lupa, hanya memandang rezeki berupa segepok materi saja. Orang itu lupa bahwa hidup, nafas, sehat, lapang, senyum, bahagia, iman dan semua pemberian dari Allah, merupakan rezeki yang sangat mahal dan berharga. Ia bahkan tidak mampu terbeli dengan uang, berapapun banyaknya yang dipunyai.
Allah berfirman:
ٱلشَّيْطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ
وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ
عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (bakhil); sedang Allah menjanjikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 268).Lihatlah, sejak dini betapa sesungguhnya Allah sendiri menyatakan bahwa takut miskin (berfikir berlebihan tentang materi) adalah tipu daya setan. Zaman ini, kita berlomba-lomba mencari kehidupan. Menakar segala bentuk sukses, bahagia dan lapang, hanya dengan pendapatan, asset dan kekayaan. Mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan iman dan aqidah sebagai seorang Muslim, demi menumpuk pundi-pundi uang.
Akibatnya syukur lalu terpinggir sampingkan. Setiap waktunya hanya merasa haus dan dahaga akan sesuatu yang lebih yang belum ia punyai. Halal dan haram, teman apalagi kawan, bahkan saudara tak lagi memberi pengaruh nyata. Kini uang menjadi tujuan utama. Jangankan saat sehat, sakitpun rela melakukan apapun.
Tak ada yang salah dengan dalih mencari nafkah untuk keluarga, agar kehidupan keluarga menjadi layak dan tidak dipandang sebelah mata. Pun demikian, tak ada yang keliru jika seorang Muslim itu kaya dan berharta banyak. Hanya saja, ada beberapa hal yang patut diluruskan sehak dini. Bahwa uang itu bukan segalanya, meski biasanya semua butuh uang. Namun mari benahi, yaitu segalanya juga tidak perlu dikorbankan untuk uang.
Mari menjemput rezeki. Sebab Allah telah cukup membagi. Mungkin cara kita menjemput rezeki yang belum benar. Mulai dari mengabaikan adzan, melupakan doa, meninggalkan silaturahim, menafikan ridha orang tua, kurang berzakat dan sedekah. Jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Sang Pemberi rezeki..
Nabi Shallallahu alaihi wasallam (Saw) bersabda:
“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki. Ia terbang di pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang di petang hari dengan perut yang telah kenyang.” (Riwayat Ahmad). .*/Rizki N. Dyah, pegiat komunitas penulis Malika
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Menjaga Fitrah Anak dalam Keluarga
Seorang ibu memotret anak laki- lakinya yang
berusia sekitar 2 tahun dengan mengenakan jilbab pink lalu
meng-uploadnya ke sebuah media sosial.
Berbagai komentar lalu bermunculan. “Aduh kayak cewek yah, cantik mirip ibunya,” ada juga yang berkomentar “Sabar yah, sepertinya pengen banget punya anak cewek ya?”
Terkadang hal di atas hanya dianggap biasa oleh sebagian orangtua atau sekedar ajang lucu-lucuan saja.
Padahal demikian itu adalah awal daripada budaya permisivisme yang menjadikan segalanya serba boleh untuk dilakukan.
Lebih jauh hal itu ternyata bisa menjadi faktor adanya penyimpangan dalam fitrah seorang anak. Bahkan ia yang dianggap “lucu” dan “heboh” tadi justru dicela oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam (Saw).
Sebagai orangtua, tak sepatutnya mengajari anak-anak kebiasaan yang tercela yang bisa merusak fitrah tersebut.
Justru hendaknya lingkungan keluarga, terutama orangtua menjadi benteng awal dan utama yang melindungi fitrah anak terhadap kebenaran.
Boleh jadi sebagian orang dewasa di sekitarnya berdalih hanya buat guyonan atau iseng semata, namun memori sang anak tentu saja belum mampu membedakan niat tersebut.
Mereka hanya bisa merekam bahwa perbuatan dan penampilan seperti itu dibolehkan saja oleh orangtua mereka sendiri.
Imam al-Ghazali mengingatkan:
Tentu saja fenomena ini mengerikan sebab ia merupakan perbuatan yang pernah dilaknat secara langsung kepada kaum Nabi Luth.
Jika orangtua dan keluarga sudah acuh dan tak peduli terhadap keselamatan generasi ke depan.
Jika orang-orang dewasa hanya abai dan menganggap biasa dengan perbuatan dosa besar. Lalu kepada siapa anak-anak tersebut mencari perlindungan?
Kini saatnya, menata ulang visi dalam berkeluarga. Sebab penjagaan terhadap fitrah anak itu bermula dengan pendidikan keluarga secara benar.
Yaitu pendidikan yang mengajarkan ilmu serta adab secara integral. Ada akidah, ibadah, dan akhlak sebagai materi yang tak terpisahkan buat anak-anak generasi penerus perjuangan bangsa.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. Al-Tahrim [66]: 6).*/Mujtahidah, ibu rumah tangga di Batu Kajang, Kaltim
Berbagai komentar lalu bermunculan. “Aduh kayak cewek yah, cantik mirip ibunya,” ada juga yang berkomentar “Sabar yah, sepertinya pengen banget punya anak cewek ya?”
Terkadang hal di atas hanya dianggap biasa oleh sebagian orangtua atau sekedar ajang lucu-lucuan saja.
Padahal demikian itu adalah awal daripada budaya permisivisme yang menjadikan segalanya serba boleh untuk dilakukan.
Lebih jauh hal itu ternyata bisa menjadi faktor adanya penyimpangan dalam fitrah seorang anak. Bahkan ia yang dianggap “lucu” dan “heboh” tadi justru dicela oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam (Saw).
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ
الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
بِالرِّجَالِ
Dari Ibn Abbas, Rasulullah Shallallau alaihi wasallam (Saw)
melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai
laki-laki.” (HR. Al-Bukhari).Sebagai orangtua, tak sepatutnya mengajari anak-anak kebiasaan yang tercela yang bisa merusak fitrah tersebut.
Justru hendaknya lingkungan keluarga, terutama orangtua menjadi benteng awal dan utama yang melindungi fitrah anak terhadap kebenaran.
Boleh jadi sebagian orang dewasa di sekitarnya berdalih hanya buat guyonan atau iseng semata, namun memori sang anak tentu saja belum mampu membedakan niat tersebut.
Mereka hanya bisa merekam bahwa perbuatan dan penampilan seperti itu dibolehkan saja oleh orangtua mereka sendiri.
Imam al-Ghazali mengingatkan:
Belakangan ini, para orangtua kembali disentak oleh adanya dukungan sebagian manusia terhadap pegiat LGBT (Lesbian, Homoseksual, Biseks, dan Transgender).إعلم أن الطريق في رياضة الصبيان من أهم الأمور وأوكدها والصبي أمانة عند والدين وقلبه الطاهر جوهرة نفسية سادجة خالية عن كل نفس و صورة وهو قابلة لكل ما نفش مائل إلي كلما بمال به إليه ونعود الخير وعلمه نشأ عليه وسعد في الدنيا والأخرة.“… Ketahuilah, melatih anak-anak itu termasuk urusan penting dan menentukan. Anak kecil itu adalah amanat bagi kedua orangtuanya. Hati anak yang (masih) suci itu seperti mutiara yang indah, halus, dan bersih dari setiap lukisan yang menggoresnya. Jiwa anak tersebut condong pada sesuatu yang dibiasakan kepadanya. Jika anak itu tumbuh dalam pembiasaan kepada kebaikan dan ajaran kebaikan, niscaya jiwanya tumbuh pada kebaikan dan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.”
Tentu saja fenomena ini mengerikan sebab ia merupakan perbuatan yang pernah dilaknat secara langsung kepada kaum Nabi Luth.
Jika orangtua dan keluarga sudah acuh dan tak peduli terhadap keselamatan generasi ke depan.
Jika orang-orang dewasa hanya abai dan menganggap biasa dengan perbuatan dosa besar. Lalu kepada siapa anak-anak tersebut mencari perlindungan?
Kini saatnya, menata ulang visi dalam berkeluarga. Sebab penjagaan terhadap fitrah anak itu bermula dengan pendidikan keluarga secara benar.
Yaitu pendidikan yang mengajarkan ilmu serta adab secara integral. Ada akidah, ibadah, dan akhlak sebagai materi yang tak terpisahkan buat anak-anak generasi penerus perjuangan bangsa.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. Al-Tahrim [66]: 6).*/Mujtahidah, ibu rumah tangga di Batu Kajang, Kaltim
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Langganan:
Postingan (Atom)