Di dalam resepsi pernikahan yang
menggunakan adat jawa, pasti kita sering melihat penggunaan kembar mayang,
kuade, ritual injak telur, nemokne manten (mempertemukan kedua mempelai). Tapi
tahukah sebenarnya arti dari hal-hal yang saya sebutkan tadi. Sebagian besar
pasti menjawab tidak. Karena memang sebagian masyarakat hanya mengikuti tradisi
dari nenek moyang tanpa pernah bertanya tentang makna dari tradisi tersebut.
Yang pertama adalah kembar mayang.
Ada banyak sekali bagian dari kembar mayang, mulai dari batang pohon pisang,
janur kuning, mayang, daun puring, daun andong, daun beringin, lalu
burung-burungan dari janur kuning.
1.
Mayang adalah bunga pohon
pinang, pinang itu pohonnya lurus tidak bercabang. Nasehatnya adalah diharapkan
menjadi suami dan istri yang lurus dan jujur. Tidak
mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan.
2.
Batang pohon pisang yang
dipakai adalah batang pohon pisang raja, kenapa pisang raja? Karena diharap
rezekinya banyak seperti raja ( harus halal dan berkah pastinya).
3.
Daun puring maknanya nyuwun
separing-paring ing ngarsane Gusti Allah (meminta sedikasihnya Allah swt) alias
tawakkal.
4.
Daun andong artinya
andongoo (berdoalah kepada Allah swt)
5.
Daun beringin dari kata
ro’in yang artinya pemimpin. Setelah menikah lelaki adalah pemimpin dalam
keluarga.
6.
Burung-burungan dari janur
kuning. Burung-burungan melambangkan burung merpati, merpati itu hewan yang
setia, meskipun dalam satu kandang dicampur 5 merpati jantan dan 5 merpati
betina jika bukan pasangannya merpati tidak mau menyetubuhi. Hal ini menasehati
kita agar tidak berzina. Dan merpati itu pembagian tugasnya jelas, yang jantan
mencari makan yang betina merawat anaknya. Jangan dicoba dibuatkan ayam-ayaman.
Karena karakter ayam itu yang betina merawat anaknya yang jantan menyetubuhi
tetangganya (becanda).
Yang kedua adalah ritual injak
telur. Kita tidak tahu kelak telur itu akan menjadi ayam betina atau ayam
jantan jika sudah menetas. Begitu pula setelah kita menikah kita tidak tahu
masalah apa saja yang akan kita hadapi. Maka setelah injak telur sang istri
membasuh kaki sang suami, ini menggambarkan bahwa diperlukan kerja sama yang
baik dari suami istri dalam menyelesaikan masalah.
Yang ketiga ritual nemokne manten
(mempertemukan kedua mempelai). Sebenarnya ini adalah mengingat sejarah nabi
Adam AS dan Siti Hawa yang dipisahkan oleh Allah Swt saat keduanya diturunkan
ke dunia. Lalu keduanya dipertemukan kembali setelah berpisah sekian lama.
Penggunaan kuade, (kuato yo ndhuk,
koe arep ngangkat barang sing gede).
Alasnya menggunakan karpet, kalau
yang bawah mekar yang atas bisa segera mepet.
Itulah sedikit ilmu yang
bisa saya bagikan. Semoga setelah membaca ini, bisa menambah sedikit
pengetahuan mengenai adat jawa saat resepsi pernikahan, sehingga kita tidak
jadi pengikut buta yang hanya tahu melaksanakan tanpa pernah tahu maknanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar