Selasa, 29 Desember 2015

Petuah bijak dalam pernikahan adat jawa



Di dalam resepsi pernikahan yang menggunakan adat jawa, pasti kita sering melihat penggunaan kembar mayang, kuade, ritual injak telur, nemokne manten (mempertemukan kedua mempelai). Tapi tahukah sebenarnya arti dari hal-hal yang saya sebutkan tadi. Sebagian besar pasti menjawab tidak. Karena memang sebagian masyarakat hanya mengikuti tradisi dari nenek moyang tanpa pernah bertanya tentang makna dari tradisi tersebut.
Yang pertama adalah kembar mayang. Ada banyak sekali bagian dari kembar mayang, mulai dari batang pohon pisang, janur kuning, mayang, daun puring, daun andong, daun beringin, lalu burung-burungan dari janur kuning.
1.       Mayang adalah bunga pohon pinang, pinang itu pohonnya lurus tidak bercabang. Nasehatnya adalah diharapkan menjadi suami dan istri yang lurus dan jujur. Tidak
mengkhianati kepercayaan yang sudah diberikan.
2.       Batang pohon pisang yang dipakai adalah batang pohon pisang raja, kenapa pisang raja? Karena diharap rezekinya banyak seperti raja ( harus halal dan berkah pastinya).
3.       Daun puring maknanya nyuwun separing-paring ing ngarsane Gusti Allah (meminta sedikasihnya Allah swt) alias tawakkal.
4.       Daun andong artinya andongoo (berdoalah kepada Allah swt)
5.       Daun beringin dari kata ro’in yang artinya pemimpin. Setelah menikah lelaki adalah pemimpin dalam keluarga.
6.       Burung-burungan dari janur kuning. Burung-burungan melambangkan burung merpati, merpati itu hewan yang setia, meskipun dalam satu kandang dicampur 5 merpati jantan dan 5 merpati betina jika bukan pasangannya merpati tidak mau menyetubuhi. Hal ini menasehati kita agar tidak berzina. Dan merpati itu pembagian tugasnya jelas, yang jantan mencari makan yang betina merawat anaknya. Jangan dicoba dibuatkan ayam-ayaman. Karena karakter ayam itu yang betina merawat anaknya yang jantan menyetubuhi tetangganya (becanda).
Yang kedua adalah ritual injak telur. Kita tidak tahu kelak telur itu akan menjadi ayam betina atau ayam jantan jika sudah menetas. Begitu pula setelah kita menikah kita tidak tahu masalah apa saja yang akan kita hadapi. Maka setelah injak telur sang istri membasuh kaki sang suami, ini menggambarkan bahwa diperlukan kerja sama yang baik dari suami istri dalam menyelesaikan masalah.
Yang ketiga ritual nemokne manten (mempertemukan kedua mempelai). Sebenarnya ini adalah mengingat sejarah nabi Adam AS dan Siti Hawa yang dipisahkan oleh Allah Swt saat keduanya diturunkan ke dunia. Lalu keduanya dipertemukan kembali setelah berpisah sekian lama.
Penggunaan kuade, (kuato yo ndhuk, koe arep ngangkat barang sing gede).
Alasnya menggunakan karpet, kalau yang bawah mekar yang atas bisa segera mepet.
Itulah sedikit ilmu yang bisa saya bagikan. Semoga setelah membaca ini, bisa menambah sedikit pengetahuan mengenai adat jawa saat resepsi pernikahan, sehingga kita tidak jadi pengikut buta yang hanya tahu melaksanakan tanpa pernah tahu maknanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar