Oleh : Asy Syahid Sayyid Qutb
Budak itu bukanlah orang yang karena dipaksa oleh keadaan sosial
ataupun situasi ekonomi yang menjadikan mereka hamba sahaya, dimana para
pemilik memperlakukan mereka sama dengan memperlakukan benda benda dan
binatang. Yang hakiki mereka disebut budak itu adalah orang orang yang
diselamatkan oleh keadaan situasi ekonomi dari perbudakan, tetapi mereka
berebut untuk menjadi budak dengan suka rela.
Budak saat itu bahkan termasuk orang orang yang mempunyai istana dan
tanah perkebunan, mempunyai kecukupan dalam soal harta benda, mempunyai
cara cara untuk bekerja dan berproduksi, tidak dikuasai oleh seorang pun
dalam soal harta benda dan jiwa mereka, tetapi mereka saling berebut di
pintu tuan tuan , saling berebut untuk menjadi budak dan memberi jasa.
Mereka sendiri yang meletakkan belenggu di tengkuknya, yang merantai
kakinya dan memasang lencana perbudakan, dengan saling berebut dan
dengan rasa bangga pula.
Budak adalah orang orang yang berdiri di depan pintu tuannya,
berdesak desakan, padahal mereka melihat dengan mata dan kepala mereka
sendiri bagaimana tuan itu menyepak nyepak budak budaknya yang hina dina
itu dengan tumit sepatunya, bagaimana budak budak itu diusir dari
pekerjaan mereka sambil menunduk nundukkan kepala kepada tuan itu, lalu
tuan itu menampar muka mereka dengan penuh kehinaan , dan memerintahkan
agar mereka dilemparkan ke luar pintu. Tetapi setelah kejadian itu ,
mereka para budak itu kembali berdesak desakan di luar pintu, menawarkan
jasa jasa untuk menggantikan orang orang yang telah dilemparkan ke
luar. Semakin keras penghinaan kepada mereka , semakin mereka berdesak
desakan di sekeliling tuan itu bagaikan gerombolan lalat mengelilingi
bangkai.
Budak adalah orang orang yang melarikan diri dari kemerdekaan, bila
mereka dihalau oleh seorang tuan, mereka akan mencari tuan yang baru. Di
dalam jiwa mereka terdapat kebutuhan mendesak untuk hanya menjadi
budak, karena mereka mempunyai indera ke-enam, atau ke-tujuh yaitu
indera kehinaan. Kebutuhan ini harus mereka penuhi, kalau tidak ada
orang yang menjadikan mereka budak, maka jiwa mereka akan haus untuk
diperbudak, mereka berdesak desakan di sekitar pintu untuk minta
diperbudak. Aneh…!
Budak adalah orang yang apabila telah dimerdekakan merasa iri kepada
budak budak yang masih meringkuk dalam sangkar, bukan merasa iri kepada
orang yang telah bebas merdeka, karena para budak itu takut akan
merdeka, karena mereka meyakini memegang kehormatan diri itu adalah
berat.
Tetapi anehnya , para budak itu kini menjadi orang orang yang perkasa
di atas dunia ini, berlaku kejam dan bengis terhadap orang orang yang
merdeka, yang dengan sukarela menganiaya orang yang merdeka, dan merasa
senang sekali menyakiti orang orang merdeka, mereka lakukan begitu
karena atas suruhan tuannya.
Mereka sama sekali tidak mengerti kenapa orang-orang yang merdeka itu
mempunyai motivasi untuk menjadi merdeka. Mereka mengira kebebasan itu
adalah suatu pemberontakan, kemuliaan sebagai suatu dosa, oleh sebab itu
para budak melampiaskan kepada orang orang yang merdeka yang tidak mau
berjalan bersama dalam barisan budak budak.
Para budak berlomba lomba menciptakan kreasi baru untuk menghukum
orang orang yang bebas merdeka, karena temperamen para tuan mereka itu
sering merasa bosan dengan permainan yang berulang ulang. Tuan itu
sering mengubah para pemain dan menggantinya dengan orang orang yang
sudah menanti berdiri di depan pintu untuk bisa dimainkan oleh
tuannya…(Dirasah Islamiyah, Sayyid Qutb)
http://www.eramuslim.com/nasehat-ulama/apakah-kalian-masih-menjadi-budak.htm#.VW95T-ZWxzk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar